PENDAHULUAN
Buku ini adalah lanjutan buku Pengantar Perjanjian Lama
jilid pertama. Salah seorang penulisnya, William Sanford LaSor melayani sebagai
profesor Perjanjian Lama di Fuller Theological Seminary sampai pada pensiunnya.
Secara khusus pembuat laporan meringkas Kitab Nabi-nabi Besar dan Nabi-nabi
Kecil.
A. KITAB NABI-NABI
BESAR
1) &KITAB YESAYA
S. Keadaan Politik
Pada
masa itu, Yesaya melayani dalam masa yang sama dengan beberapa Kitab seperti
Amos, Hosea dan Mikha. Walaupun panggilannya datang pada tahun wafatnya usia, namun
berdasarkan tawarikh 26:22 kita menduga dia telah aktif di Istana raja
sekurang-kurangnya beberapa tahun sebelum itu. Tiglat-Pileser menduduki takhta
Asyur pada tahun 745 SM, dan sebelum tahun 740 SM ia telah menguasai Siria
Utara. Pada tahun 738 SM ia menaklukkan negara-kota Aram di Hamat dan memaksa
kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk membayar upeti supaya terlepas dari nasib
yang sama. Kelompok ini terdiri dari Israel dibawah pemerintahan Menahem.
Sejumlah kota kecil pada saat itu juga bergabung menentang Tiglat-Pileser dalam
perang siro-efraim (733 SM).
S. Keadaan Sosial
Pada
masa itu terjadi banyak tekanan terhadap umat pilihan Allah, yang banyak
terfokus pada masalah pemberian upeti yang harus dilakukan masyrakat pada masa
itu. Pengaruh upeti ini juga terlihat dalam pemberontakan yang dilakukan oleh
Asyur, yang mengakibatkan perhatian terhadap Yehuda dan masyarakatnya semakin
berkurang. Hal ini juga mengakibatkan, bagian dari Yehuda dapat dikuasai oleh
para pemberontak serta Yerusalem-lah yang tersisa pada saat itu.
Pemberitaan
Nabi Yesaya
Panggila
Allah kepada nabi Yesaya pada pasal 6 ayat 8 sampai ayat 10. Secara sekilas
misi Yesaya tampak sebagai pemberitaan tentang penolakan umat Israel oleh
Allah. Ajaran tentang Allah. Yesaya memperoleh penglihatan Rumah Allah berupa
penyataan Allah yang “maha kudus”. Akar kata q-d-sy ‘kudus’ berarti ‘dikhususkan’ atau dipisahkan. Yesaya diutus
kepada bangsa yang berdosa, sekalipun mereka seharusnya adalah bangsa yang
kudus. Nama Yesaya (Ibr. yesy’yahu) yang
berarti “Allah akan menyelamatkan” atau mungkin “Allah adalah keselamatan”,
menolong mengerti mengapa Yesaya sangat tertarik tentang keselamatan. Dalam
Yesaya pasal 1 samapi pasal 39, Allah disebut sebagai “Allah yang menyelamatkan
engkau” (Yesaya 17:10). Dalam Yesaya pasal 40 samapi pasal 55 keselamatan juga
merupakan pembebasan dari musuh dan penindasan (pasal 45:17). Dalam pasal 56
sampai pasal 66, keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan kebenaran.
2) &KITAB YEREMIA
Masa
Yeremia adalah masa yang sangat penting dalam sejarah Yehuda. Yeremia sendiri
merupakan nabi yang tak ada taranya dalam pemahaman tentang nubuat dan dalam
kemampuannya mengungakapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh
kekacauan, Yeremia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh
pengorbanan. Kitabnya menceritakan kehidupan dan pemberitaannya, dan merupakan
teladan dari nubuat yang benar.
Yeremia
dilahirkan di desa Ananot di sebelah utara Yerusalem (Yeremia 1:1;11:21,23),
anak Hilkia seorang Imam. Yeremia menyebut dirinya pemuda ketika firman Allah
datang pertama kali kepadanya pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia,
kira-kira tahun 627 sM (Yer 1:2). Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari
empat puluh tahun (sampai sesudah tahun 586 sM, ketika Yerusalem jatuh ke
tangan Nebukadnezar) dan mencakup pemerintahan dari para pengganti Yosia, yaitu
empat raja terakhir dari Yehuda. Watak Yeremia ia sangat jujur terutama dalam hubungannya dengan Allah(Yer. 15:17-18;20:7), berani melaksanakan apa-apa yang ia
yakini, Yeremia juga memperlihatkan kebencian
yang sangat terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak
pantas misalnya pada pasal 5:26 sampai 29, Yeremia memiliki kepekaan akan
penderitaan bangsanya serta kemanusiaan yang sejati pasal 14 ayat 17. Pada saat
kebinasaan Yerusalem sudah dekat, Yeremia memperlihatkan keyakinan dengan
membeli tanah di Anatot. Dengan demikian ia memberi kesaksian akan harapan
bahwa Allah akan mengizinkan umat-Nya menempati kembali negeri mereka
(32:1-44).
Konteks
sejarah. Dalam Kesulitan mendasar dalam
menganalisis Kitab Yeremia muncul karena tidak ada urutna kronologis yang
konsisten. Nubuat-nubuat dan peristiwa-peristiwa dari masa yang berbeda-beda
dari karir sang nabi yang panjang, muncul secara berdampingan. Panggilan
Yeremia terjadi pada tahun ketiga belas pemerintahan raja Yosia (Yer. 1:2).
Dalam melukiskan dosa penyembahan berhala yang akan menjerumuskan Yehuda ke
dalam penghakiman, Yeremia benar-benar menggunakan keahliannya dalam berpuisi
supaya tuduhannya lebih tajam dan melayinkan. Ada beberapa alasan mengapa
ketidaksetiaan Yehuda berita mengejutkan. Salah satunya mereka telah menolak
tawaran kasih dan berbalik dari ibadah mereka kepada Allah dahulu.
Unsur utama dalam pemahan teologis
Yeremia adalah tekanannya pada peristiwa keluaran sebagai pengalaman rohani
Israel yang dominan. Di dalamnya termasuk pembebasan dari perbudakan di Mesir,
perjanjian Sinai dengan kewajiban-kewajibannya yang terinci dan pendudukan di
Kanaan dibawah bimbingan dan kuasa Tuhan.
3) &KITAB RATAPAN
Dalam
Alkitab Ibrani, Kitab Ratapan adalah gulungan ketiga dari lima gulungan (megillot) yang dipergunakan dalam
perayaan atau puasa tahun Yahudi. Pembacaan kitab Ratapan sebagai bagia dari
kebaktian itu kelihatannya bermula pada
tahun-tahun awal pembuangan, segera setelah peristiwa itu terjadi. Yeremia
menggambarkan delapan puluh orang yang berasal dari Shikem, Silo dan Samaria
yang berziarah ke Rumah Allah pada tahun 585 sM (Yer. 41:4-5).
Kitab
Ratapan merupakan hasil dari kekalahan Yehuda yang membawa bencana dan dari
pembuangan yang penuh penderitaan. Kesan yang jelas menyatakan Ratapan pasal
1-4 menyatakan bahwa ratapan yang sangat sedih
itu ditulis segera setelah kejatuhan Yerusalem. Keluhan pribadi dalam
Ratapan 3 dimulai dengan gambaran penderitaan di mana Allah tidak diminta
tolong secara langsung. Gambaran penderitaan dengan istilah-istilah yang
bersifat kiasan misalnya kegelapan, penyakit, rantai, sergapan bintang, bidikan
anah panah (3:1-18), permohonan akan bantuan ayat 19, ungkapan kepercayaan ayat
21-36, kepastian akan didengar ayat 55-63, permohonan akan pembalasan terhadap
musuh-musuh yang mendatangkan hukuman pada Yehuda ayat 64-66.
Kitab
Ratapan ditulis untuk mengungkapkan ketegangan-ketegangan ini melalui pengakuan
yang ditunjang oleh keutuhan yang dilambangkan dengan bentuk akrostik. Kitab
ini juga ditulis agar orang Yahudi dengan terbuka menerima hukuman Allah itu
sekaligus menegaskan adanya harapan setelah penghukuman itu. Perubahan tragis
dari keadaan yang menunjukan kasih Allah menjadi keputusan yang begitu dalam
merupakan tema besar kitab Ratapan. Iman penyair yang kuat Ratapan pasti
memberi semangat kepada generasi-generasi sebangsanya. Untuk menemukan harapan
di tengah-tengah bencana dan membimbing orang lain kepada harapan itu tentu
harus ada pengenalan yang mendalam terhadap Allah.
Dalam
Kitab Ratapan ketiga pokok utama dari kesusasteraan dan keyakinan Israel
dijalin bersama-sama. Pemahaman yang mendalam dari para nabi tentang penghakina
dari rahmat Tuhan. Ungkapan liturgis dari para imam tentang penyesalan dan
harapan. Pergumulan orang-orang bijak dengan misteri penderitaan.
Ketiga-tiganya mempengaruhi penyair kitab Ratapan, bukan hanya sebagai perekam
peristiwa, melainkan sebagai orang yang meneruskannya. Ia sendiri menciptakan
suatu pola baru menambah kehalusan dan keindahan yang membuat kitab Ratapan
bagaikan permadani berharga dalam penyataan Alkitab.
4) &KITAB YEHESKIEL
Kitab
Yeheskiel berasal dari zaman pembuangan. Yeheskiel anak Busi berasal dari
keluarga imam pasal 1:3. Ia dibesarkan di Palestina, kemudian di bawah ke Babel
pada tahun 597 sM pasal 33:21. Pada usia tiga puluh tahun ia dipanggil Allah
menjadi nabi. Yeheskiel berbahagia dalam pernihakannya 24:16. Kematian istrinya
secara mendadak, yang sudah dinyatakan oleh Allah sebelumnya, dipakai sebagai
isyarat bagi Israel. Kitab Yeheskiel berisikan pemberitaan yang disampaikan
secara lisan atas perintah Allah. Terbagi atas tiga bagian utama: Pertama,
hukuman atas Israel pasal 1-24. Panggilan Yeheskiel 1:1-3:21, Israel menyembah
berhala 3:22-7:27, penglihatan yang memperingati 8-11, perumpamaan dan kiasan
tentang hukuman pasal 12-19, hukuman atas Israel 20-24. Kedua, hukuman atas
bangsa-bangsa kafir 25-32 (Amon, Moab, Edom, Filistin,Tirus, Mesir). Ketiga,
pembaharuan Israel pasal 33-48. Gembala sejati 33-34, negeri 35-36, umat 37-39,
bait suci 40-43, kebaktian 44-46, sungai kehidupan, kota kudus, tanah suci
47-48.
Yeheskiel
melihat sebuah roda 1:15 tidak seperti roda-roda pada kereta perang Babel,
roda-roda itu dapat menuju keempat jurusan;mereka tidak berbalik kalau berjalan
ayat 17. Keempat makluk hidup itu menyerupai manusia, namun masing-masing
mempunyai empat wajah dan empat sayap. Setiap makluk itu mempunyai wajah
manusia di depan singa di sebelah kanan, wajah lembu di sebelah kiri, dan wajah
rajawali di belakang. Mereka terbang kesana kemari seperti kilat ayat 14. Namun
pada hari yang lain Allah membawa Yeheskiel ke pintu gerbang timur, di mana ia
melihat kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah Timur.
Yeremia
dan Yeheskiel mengutip suatu bahasa yang mungkin umum dipakai pada masa itu:
“Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anak menjadingilu (Yer 31:29;Yeh
18:2). Kedua nabi itu menolak tanggung jawab pribadi, seolah-olah keadaan yang
sekarang adalah akibat kesalahan generasi yang terdahulu. Yeheskiel menanmkan
prinsip “orang yang berbuat dosa itu, yang harus mati”. Ia menerangkan hal ini
dengan mengambil contoh dari tiga generasi yang berurutan 18:5-9,10-13,14-17,
masing-masing dihakimi menurut perbuatannya sendiri. Yeheskiel memperlihatkan
bahwa seorang anak tidak dibiarkan hidup karena ayahnya benar, atau dihukum
karena ayahnya jahat, melainkan ia dihukum karena dosa-dosanya. Di lain pihak
anak-anak sungguh menderita karena dosa-dosa orang tua mereka. Sebagai
akibatnya, satu generasi akan dilahirkan dalam pembuangan. Yeheskiel
menggunakan ungkapan “hari-hari sabatKu” sebanyak dua belas kali, paling banyak
terdapat dalam pasal 20. Dosa Israel disimpulkan sebagai “melanggar kekudusan
hari-hari sabatKu”. Yeremia mengemukakan bahwa peristiwa pembuangan merupakan
akibat langsung kegagal Israel untuk memlihara hari Sabat Yer 17:21-27.
5) & KITAB DANIEL
Kitab
Daniel berisika salah satu berita terbesar dalam Perjanjian Lama, yaitu:
kerajaan-kerajaan dunia ini akan diganti dengan kerajaan Allah. Salah satu
tujuan utama kitab Yeheskiel adalah untuk menyatakan peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi, bila Allah menyingkapkan masa yang akan datang. Kitab Danniel
termasuk jenis sastra yang biasa disebut “apokaliptik”, yang arti harafianya
‘penyataan, penyingkapan’. Dalam nubuat apokaliptik, peristiwa-peristiwa yang
akan datang disingkapkan. Nubuat Daniel dimulai dengan keadaannya di kerajaan
Babel dan hubungannya dengan raja-raja Babel atau Persia.
Menurut
Daniel 1:6, Daniel adalah salah seorang muda yang dibawah dari Yerusalem ke
Babel oleh Nebukadnezar untuk dilatih melayani dalam istana raja. Dalam Daniel
2, Daniel menafsirkan mimpi Nebukaenezar tentang patung yang berkenaan dengan
apa yang terjadi kemudian hari 2:45. Keempat patung itu melambangkan empat
kerajaan berikutnya, mulai ayat 38-40. Karena kerajaan yang keempat itu rapuh
ayat 41-43, sebuah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia
ayat 34 dan menghantam kaki-kainya, menghancurkan seluruh patung itu, sehingga
langsung tak berbekas ayat 35. Namun kemudian batu itu “menjadi gunung besar
yang memenuhi seluruh bumi” dan ini ditafsirkan oleh ini Daniel sebagai sebuah
kerajaan yang didirikan oleh Allah. Kerajaan ini memusnahkan kerajaan-kerajaan
lainnya dan akan tetap untuk selama-lamanya ayat 44.
Kebanyakan
ahli memandang mimpi ini dan tafsirannya sebagai dasar bagi penglihatan tentang
empat binatang besar dalam Daniel pasal 7. Dalam Daniel 7, empat binatang besar
muncul dari laut ayat 3. Ayat-ayat selanjutnya memberikan kesan bahwa
binatang-binatang ini tidak muncul serentak, tetapi satu persatu secara
berurutan ayat 5-7. Binatang keempat mengeluarkan tanduk-tanduk dan tanduknya
yang keempat mengucapkan “perkataan sombong” ayat 11. Tetapi kemudian binatang
itu dibunuh dan dalam suatu penglihatan Daniel melihat seorang datang “dengan
awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia” ayat 13.
Sebagai
respon terhadap keinginan Daniel untuk mengetahui lebih banyak tentang binatang
keempat pasal 7:19, maka ia diberikan penglihatan selanjutnya. Seekor binatang
dengan sepuluh tanduk, dan satu tanduk lain sedang tumbuh, berperang melawan
orang-orang kudus dan mengalahkan mereka “sampai yang lanjut usianya itu datang
ayat 20-22. “Salah seorang dari mereka yang berdiri disana ayat 23 menjelaskan
penglihatan itu, penglihatan keempat akan berbeda dengan kerajaan-kerajaan
lainnya ayat 23,kerajaan ini sangat kejam dengan menghancurkan seluruh bumi.
B. KITAB
NABI-NABI KECIL
(1)
&KITAB HOSEA
Kira-kira sepuluh tahun setelah Amos, Allah memanggil Hosea
untuk melayani sebagai nabi. Pelayanan Hosea adalah pada masa pemerintahan
Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia di Yehuda dan Yerobeam II di Israel.
Inti pasal 1 – 3 adalah mengenai perkawinan Hosea. Jelas
bahwa Hosea menghubungkan panggilannya sebagai nabi perkawinannya dengan Gomer.
Latar belakang Israel pada masa Hosea adalah dipenuhi dengan kemerosotan rohani
dan moral yang dalam. Penyembahan Baal terus berlangsung sehingga Allah
menggambarkan perzinahan rohani ini dengan menyuruh Hosea mengawini seorang
wanita sundal. Nama anak-anak Hosea (Lo-Ruhama : tidak disayangi dan Lo-Ami:
bukan umat-Ku) menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Israel tidak akan
kembali kepada Allah, karenanya Dia sendiri akan mengambil umat-Nya kembali
kepada-Nya (2:13 – 22). Kemudian Allah menyuruh Hosea untuk memulihkan Gomer
sebagai istrinya dengan membelinya dengan harga seorang budak. Kemerosotan
moral Israel melambangkan “upah” yang dibayar oleh dosa. Namun pengampunan
Allah dibayar dengan pendisiplinan melalui pembuangan.
Inti pasal 4 – 14 merangkumkan pelayanan Hosea sebagai
pengajar dan pemberita sbb:
•
Pengenalan akan Allah.
Pengenalan
akan Allah bukan hanya berarti pengetahuan akan Allah, melainkan hubungan
dengan-Nya dalam kasih dan ketaatan.
•
Kebodohan sikap tak berterima kasih.
Tidak
mengucap syukur kepada Allah menghasilkan penyembahan berhala atau pemujaan
diri sendiri.
•
Kesia-sian keagamaan tanpa kesalehan.
Imam-imam
menjadi sasaran khusus kemarahan Hosea karena mereka sama bejatnya dengan
rakyat yang seharusnya mereka bimbing.
•
Belas kasihan Allah yang tak berubah.
Pada
akhirnya belas kasihan Allah tidak berubah walau ada keseimbangan antara kasih
dan hukuman sebagai dasar hubungan antara Allah dan Israel.
(2)
& KITAB YOEL
Bencana
dalam kitab Yoel adalah serangkaian serangan belalang yang memusnahkan
tumbuh-tumbuhan di Yehuda dan mengakibatkan kerusakan yang belum pernah
terjadi. Kehancuran ini disampaikan dengan dasyat serangkaian bentuk puisi dari
Yole 1:4. Dalam kitab Yoel terdapat dua bagian yang hampir sebanding, yakni
tulah belalang dan hari Tuhan pasal 1:1-2:17, dan kemenangan yang aka datang
pasal 2:18-3:21. Pada bagian pertama nabi berbicara. Pada bagian kedua Tuhanlah
yang berbicara.
Bagi
Nabi Yoel, kehancuran yang dasyat seperti itu hanya dapat berarti bahwa hari
Tuhan, yaitu hari penghakiman Allah atas umat-Nya serta bangsa-bangsa sudah
dekat pasal 1:15-20. Walaupun memang mengerikan, namun harapan masih tetap ada.
Jalan keluar satu-satunya adalah bangsa itu harus bertobat dengan sepenuh hati
pasal 2:12-17. Pada pasal 2:18 Yehuda berbalik dan berpaling kepada Allah.
Pertobatan Yehuda diikuti oleh pemulihan sepenuhnya oleh Allah, yang diumumkan
dalam nubuat tentang penyelamatan yang mengesankan dan luas jangkauannya. Hasil
bumi yang pokok dipulihkan pasal 2:19,22, serangga-serangga dan kekeringan
ditarik kembali pasal 2: 20,23, dan kerugian dari tahun ke tahun malapetaka
dibayar kembali pasal 2:24-25. Bagi nabi, karya penyelamatan Allah itu menjadi
pola untuk pembebasan akhir untuk umat-Nya, ketika berkat-berkat jasmani dan
rohani dicurahkan atas sisa Yehuda. Pada waktu yang sama para musuh mereka
pasal 3:2-15,19, yang layak menerima penghukuman, akan dipukul di Lembah
Yosafat (Tuhan telah menghakimi).
Yoel mengajarkan beberapa hal berharga,
khususnya bahwa Allah mengendalikan sepenuhnya alam semesta. Bagi Yole Allah
saja yang menyebabkan tulah belalang itu: mereka adalah pasukan-Nya pasal 2:11
yang diutus dan ditarik oleh-Nya. Bagi orang Ibrani, karya Allah menciptakan
dan memelihara dunia memberi kesatuan dan arti kepada realitas di sekitar
mereka. Alam semesta adalah baik dan penting karena di bentuk oleh tangan Allah
dan terus berada oleh kuasa-Nya. Perbedaan atantara binatang dan manusia, benda
hidup dan benda mati tidak begitu tajam dalam pemikiran Ibrani, sehingga
penyair seperti Yoel dapat menggambarkan keadaan ladang-ladang yang kering dan
binatang-binatang yang kelaparan seolah-olah mereka seperti manusia. Gambaran
yang dilukiskan Yoel tentang masa depan Israel yang penuh harapan berisikan
juga unsur tanggung jawab. Pencurahan Roh Allah atas umat-Nya akan memberi
kewajiaban yang amat berat dari jabatan kenabian kepada sisa yang diselamatkan
itu. Tidak ada yang terkecuali, tua atau muda, budak atau orang merdeka,
laki-laki atau perempuan. Nubuat ini mengharapkan penggenapan harapan Musa yang
lama.
(3) &
KITAB AMOS
Amos adalah seoran profesional. Amos bekerja sebagai
seorang peternak domba dari Tekoa (Amos 1:1), g nabisuatu desa dipinggiran
gurun Yehuda kira-kira 15 km disebelah selatan Betlehem. Selain menggembalakan
domba, ia memungut buah ara hutan, sejenis buah yang harus ditusuk atau
dipotong segera sebelum menjadi supaya dapat dimakan.
Amos tidak berdiam di Tekoa, desa Yehuda itu, dan mnulis
suatu nubuat yang menentang Israel. Pertentangan Amos dengan Amazia di Betel
dan pemberitaan Amazia yang dikirim kepada Yerobeam jelas menunjukan bahwa Amos
telah pergi ke kerajaan utara dan memberitakan Firman Allah dengan gigih
sehingga Amazia menuliskan “negeri ini tidak dapat lagi menahan segala
perkataannya” (Amos 7:10). Pemberitaan Amos yang diringkas dalam kata-kata “
Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya
sebagai orang buangan” (Amos 7:11)
Nubuat Amos dapat dibagi tiga bagian: auman singa (Amos
3:1-3:8) ; dakwaan Allah terhadap Israel (Amos 3:9-6:14); dan hukuman Allah
(Amos 7:1-9:15). Bagian pertama berisi delapan dakwaan dengan ancaman hukuman
Allah terhadap enam bangsa disekitarnya, dan Yehuda serta Israel sendiri. Masing-masing
dimulai dengan kata-kata rumusan “karena tiga kejahatan...bahkan empat maksud
kalimat ini bukanlah bahwa mereka durhaka tiga atau empat kali, melainkan bahwa
kedurhakaan itu telah melampaui batas. Disini pemakaiannya mungkin menunjukan
bahwa bangsa-bangsa telah berdosa untuk membangkitkan penghukuman Allah. Daftar
itu mencakup bangsa-bangsa yang berbatasa denga Israel dan Yehuda, tiga
diantaranya (Edom, Amon, dan Moab) mempunyai hubungan darah dengan Israel.
Dakwaan terhadap enam bangsa itu didasarkan pada kejahtan mereka terhadap
manusia, tetapi Yehuda didakwa oleh karena mereka telah menolak hukum Tuhan,
dan tidak berpegang pada ketetapan-Nya.
(4)
& KITAB OBAJA
Kitab
Obaja adalah kitab tersingkat dalam Perjanjian Lama, panjangnya hanya dua puluh
satu ayat. Umumnya nabi Obaja dianggap berasal dari Yehuda, namun kitabnya
tidak menyebutkan nama ayahnya maupun daerah asalnya. Menurut Talmud ia pelayan
raja Ahab dan menurut tradisi
Pseudo-Epifanius ia salah seorang pemimpin pasukan Ahazia. Pasal 1:1 Obaja
menerima penglihatan mengenai Edom, musuh
bebuyutan Israel. Ada tiga hal yang sering dinyatakan oleh Allah melalui
para nabi. Pertama, Allah menuntut kebenaran. Walaupun penuh kesabaran, Ia
tidak akan selalu membiarkan tingkah laku yang berlawanan dengan kehendak-Nya.
Karena Israel adalah umat pilihan-Nya yang harus mengajar bangsa-bangsa lain
tentang Allah dan Taurat-Nya, Ia menghendaki agar hidup mereka lebih benar dan
Ia akan menghukum mereka jika mereka tidak taat. Tentu saja Ia akan meluputkan
suatu sisa Israel untuk mewujudkan kehendak-Nya. Walaupun tidak dikatakan
secara langsung dalam Kitab Obaja, namun pemahaman ini tersirat di dalam ayat
10-12,17-21.
Kedua,
Allah adalah penguasa langit dan bumi, Allah segala bangsa. Ini merupaka
penghayatan yang dalam meskipun tidak dirinci dalam kitab Obaja. Jika Allah
hanya Allah Israel, bagaimana Ia dapat menghukum Edom, atau bahkan mengharapkan
mereka mendengarkan firman-Nya? Menuurut perjanjian dengan Abraham, berkat
Allah akan sampi kepada segala bangsa melalui Abraham terpilih dan
keturunannya. Ketiga, jika Allah adalah kudus dan menuntut kekudusan dari
umat-Nya, pada hal Ia membiarkan bangsa-bangsa melakukan segala jenis
kejahatan, bagaimana Ia dapat menjadi Penguasa bangsa-bangsa? Obaja menjawab
dengan terlebih dahulu menyebut kejahatan yang dilakukan oleh Edom, kemudian dengan menegmukanakan hari
Tuhan yang akan datang sepereti: “Seperti yang engkau lakukan, demikianlah aku
dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri” ayat 15.
Setelah penghakiman atas segala bangsa pada hari Tuhan, maka akan tiba
pemulihan dan pembaharuan “penyelamat-penyelamat” akan naik ke Gunung Sion dan
menguasai pegunungan Esau. Sehingga Tuhanlah yang empunya kerajaan itu ayat 21.
Relevansinya:
Obaja berbicara tentang musuh-musuh umat Allah, perlakuan mereka kejan dan
tidak berperi kemanusiaan. Namun penghakim dimulai di rumah Allah. Jika umat
percaya memperlakukan saudara mereka seperti Edom memperlakukan Yehuda ayat 10,
maka perbuatan mereka sama saja dengan perbuatan bangsa-bangsa kafir. Banyak
orang masih merasa gusar dan merintih karena ketidakadilan di dunia ini dan
saat hari ketika segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. Ini tampak jelas
melalui kampanye pemilihan umum dan revolusi politik, serta dipikirkan dalam
teori-teori pendidikan dan filsaat. Dan ketika itu terjadi, Allah berjanji Ia
akan meluruskan yang salah, memulihkan (19-20) dan menegakkan.
(5)
&KITAB YUNUS
Kitab Yunus bersifat unik karena berisi cerita tentang
pengalaman seorang nabi yaitu nabi Yunus. Kisah Yunus menceritakan tentang
seorang nabi lain dengan nama yang sama. Kitab Yunus dimulai dengan Firman
Allah pada pasal 1 ayat 2. Allh menyuruh Yunus untuk pergi memberitakan Firman
Allah di kota Niniwe tetapi pada pasal 1 ayat 3 Yunus tidak pergi ke kota itu
melainkan Yunus naik kapal di Yafo menuju Tarsus kearah yang berlawanan. Allah
memberi kesempatan kedua kepada Yunus, Ia mengutusnya kembali untuk pergi ke
Niniwe.
Penafsiran Kitab Yunus sebagai sejarah sering ditantang
berdasarkan beberapa alasan. Yang pertama dan terutama adalah cerita tentang
“ikan besar”. Sejumlah penulis secara terus terang menyatakan, seekor ikan paus
atau ikan terbesar yang diketahui tidak dapat menelan manusia, walaupun
akhir-akhir ini ada sejenis ikan paus dengan tenggorokan yang cukup besar untuk
menampung manusia. Bagaimanapun juga, tampaknya Yunus tidak dapat bertahan
hidup selama tiga hari dalam perut ikan.
(5)
& KITAB MIKHA
Namanya adalah
singkatan dari Mikhayahu, artinya
siapa yang sama dengan Tuhan? Moresyet, kota kelahirannya, mungkin Moresyet-Gat
(Mikha 1:14) adalah sebuah desa di Yudea yang terletak sekitar 40 km sebelah
tenggara Yerusalem, dekat Gat kota Filistin. Ada bukti yang menunjukan Mikha
adalah seorang desa, mungkin seorang petani kecil. Ia menentang kejahatan dan
penyelewengan Yerusalem dan Samaria seperti seorang yang tidak betah di
kota-kota itu, dan ia berusaha keras memperlihatkan bagaimana penghukuman yang
segera akan terjadi itu akan mempengaruhi desa-desa dan kota-kota daerah
kelahirannya, yaitu Yudea Selatan.
Mikha bukanlah seorang
nabi profesional. Dengan tajam ia mengecam nabi-nabi “menenung karena uang”
(Mikha 3:11). Atau yang menyesuaikan pemberitaan mereka dengan perlakuan yang
mereka terima dan dia mempertentangkan diirinya dengan mereka. Roh Tuhan
menjadi andalannya, yang memberinya keberanian dan kekuatan untuk memberitakan
Firman-Nya dengan jelas dan tegas (3:8). Perasaan yang kuat akan panggilannya
terbukti dalam hampir setiap barisan tulisannya.
Pemberitaan keselamatan
ini merupakan seberkas cahaya yang menerangi kesuraman ketiga pasal pertama.
Pemberitaan ini di tempatkan disini bukan karena Mikha memberitakan tentang
hukuman dan pengharapan ada pada saat yang sama. Konteks yang mungkin untuk
janji penyelamatan oleh Allah adalah kemenangan Allah atas Sanherib dan pasukan
Asyur pada tahun 701 sM. Bagi Mikha kepemimpinan Yehuda sudah hancur sama
sekali. Pemimpim-pemimpin bukan mempertahakan perjanjian Allah, malah mereka
mengganas dengan memeras golongan petani kecil yang nasibnya hanya diperhatikan
oleh beberapa orang nabi (Mikha 3:1-4).
Dari suramnya
kemerosotan agama, daan sosial, sang nabi menatap kemasa depan yang lebih cerah
ketika cita-cita perjanjian Allah akan terwujud sepenuhnya. Beberapa ciri utama
dari masa depan yang cerah bagi bangsa Israel adalah keutamaaan rumah Allah
(Mikha 4:1). Kerajaan Allah atas seluruh manusia (4:2), kedamaian yang tak ada
bangdingnya (Mikha 4:3), keselamatan dan kemakmuran sepenuhnya (Mikha 4:4) dan
pengabdian penuh kepada Allah (Mikha 4:5). Ayat 1-3 ini memakai sumber dari
Mazmur 46;48;. Ayat 4 ditambahkan oleh Mikha sendiri, berdasarkan kepeduliannya
terhadap sesama di desa yang tanahnya dirampas dengan kejam.
(6)
&KITAB NAHUM
Latar belakang pribadi Nahum atau
nama itu berarti “dihibur oleh Tuhan”. Nahum adalah pengarang sastra yang
sangat baik. Nahum menggunakan banyak kiasan yang wajar dan singkat, misalnya
dayang-dayang istana passal 2:7. Nahum juga memakai kiasan yang panjang: Niniwe
disamakan dengan tempat persembunyian di
mana singa betina dan anak-anaknya mondar-mandir dengan gelisa sementara
menunggu singa jantan pulang dengan mangsanya pasal 2:11-12-menggambarkan Asyur
mempertahankan diri dengan menaklukan bangsa-bangsa asing setiap tahun; Niniwe
bukan lagi pelacur cantik yang menggoda bangsa-bangsa-bangsa menuju kehancuran,
Niniwe sekarang menjadi tontonan dunia, ketelanjangan tidak tertutupi. Ia
dilempari dengan sampah oleh orang-orang yang lewat dan tak seorang pun
memperdulikannya pasal 3:4-7.
Nubuat Nahum sepenuhnya berpusat
pada penghancuran musuh bubuyutan bangsa Israel menimbulkan beberapa persoalan
teologis. Misalnya mengapa ia tidak berbicara tentang dosa-dosa bangsanya
sendiri tentang perlunya mereka bertobat? Nahum dan Obaja mengabaikan amanat
tentang pembaharuan rohani dan moral yang merupakan ciri khas pemebritaan para
nabi yanga benar. Nahum khususnya merasakan luka-luka yang dialami oleh banyak
bangsa yang menderita. Masa pekerjaan Nahum bertepatan sekali dengan
pembaharuan yang dipimpin oleh Yosia (2 Raj 22:8-23:25). Ucapan-ucapan Nahum
yang penuh belas kasihan dan pengampunan dalam kitab Hosea dan Yunus terdapat
juga dalam pengajaran Kristus (Mat 5:43-44). Namun keinginan untuk membalas ini
adalah bagian dari pemahaman lex talionis pada zaman perjanjian lama,
yakni hukuman setimpal dengan kejahatan atau biasa dikatakan mata ganti mata
dan sebagainya.
Nubuat Nahum bukanlah naluri
primitif yang haus darah, melainkan bukti kepercayaan yang teguh akan kekadilan
Allah. Pujian pertama pasal 1:2-8 yang menggambarkan sifat tindakan Allah dalam
penghakiman, tentu merupkan sumber harapan bahwa Allah menhancurkan musuh-musuh
Yehuda. Kekejaman Asyur diketahui secara umum: mereka memindahkan korban-korban
mereka dari negeri asal mereka ke negeri yang jauh dan banyak dari antaranya
yang mati ditengah jalan. Dengan kekejaman mereka memusnahkan bangsa-bangsa
yang berani memberontak melawan mereka. Hanya orang-orang yang tidak ada
perasaan akan acuh tak acuh menghadapi kejahatan seperti itu. Keinginan mereka
akan hukuman seperti itu tampaknya melebihi batas, sebab walaupun mereka
mengetahui hukum “kasihilah sesamamu”(Im 19:17-18), mereka belum melihat hukum
itu terwujud dengan saksama dalam Kristus.
(7)
& KITAB HABAKUK
Tidak ada informasi mengenai latar
belakang pribadi Habakuk. Seperti Hagai dan Zakharia, Habakuk disebut nabi yang
mungkin adalah gelar yang menyatakan kedudukannya dalam masyarakat keagamaan
atau mungkin ahnya menunjukan bahwa kitabnya pantas dimasukan ke dalam kanon
Alkitab. Hubungan yag erat antara penglihatan nabi dan pemberitaan lisannya
diungkapkan dalam frasa “ucapan ilahi dalam pengliahtan nabi Habakuk pasal 1:1,
yang berarti mengucapkan apa yang Allah perlihatkan kepada mereka. Permasalahan
pasal 1:2-4: Dosa Yehuda telah begitu keji dan kejam sehingga nama baik Allah
terancam karena keengganan-Nya untuk menghakimi mereka. Permohonan akan
penghakiman Allah mempunyai dua segi: pembalasan terhadap orang jahat dan
pembenaran bagi orang benar. Yang melatarbelakangi kekejaman penindasan dan
pelanggaran hukum yang menggusarkan nabi adalah pemerintahan Yoyakim yang
lalim, sangat menjengkelkan Nabi Yeremia (Yer 22:13-23).
Habakuk sangat sadar akan kesalahan
Yehuda, namun bila dibanding dengan kekejaman orang Babel, perbuatan
orang-orang sebangsanya terutama yang benar masih belum apa-apa. Habakuk merasa
kecut mmembayangkan bagaimana Yehuda dan Yerusalem akan dirampas secara kejam.
Pasal 2 Habakuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini bukan hanya karena ingin
tahu ataupun ingin mencampuri urusan Allah. Ia adalah seorang pencari kebenaran
yang jujur dan saleh, dan Allah menghargai pertanyaannya. Seperti Ayub Habakuk
dapat memberi respon terhadap jawaban Allah hanya dengan doa dan kepercayaannya
(3:2).
Allah memperlihatka kepada nabi
Habakuk bahwa penghukuma terhadap Yehuda walaupun dasyat namun tidak akan
bersifat menyeluruh. Ia menegaskan kembali janji Allah bahwa Ia akan membiarkan
sisa umat-Nya hidup untuk melanjutkan misi keselamatan dan berperan sebagai
landasan untuk bangsa yag diperbaharui. Keputusan Habakuk mengenai nasib orang
benar pada pasal 1:13 menggugah janji Allah mengenai bertahan menghadapi hari
yang mengerikan itu pasal 2:4. Mereka tetap dapat hidup bila mereka setia,
bergantung dan mengandalkan Allah sepenuhnya. Asas ini menjadi tema untuk
ajaran Paulus tentang pembenaran melalui iman. Penafsir kembali terhadap
Perjanjian Lama secara drastis dalam terang pertobatannya sendiri membuat
Paulus memusatkan perhatian pada dua nats yakni Kejadian 15:6 dan Habakuk 2:4.
Terjemahan istilah Ibrani emuna ke
dalam bahasa Yunani pistis ‘iman’
merupakan penghubung yang sangat berguna antara pandangan Habakuk tentang
‘hidup’ oleh percayanya dan ajaran Paulus. Pemberitaan Habakuk menjadi
persiapan yang strategis untuk Injil dalam Perjanjian Baru (Rm 1:17;Gal
3:11;Ibr 10:38-39).
(8)
&KITAB ZEFANYA
Kitab Zefanya menelusuri garis
keturunannya sampai raja Yehuda yang besar itu untuk membuktikan bahwa
pengetahuannya yang akurat tenatng dosa-dosa para pemimpin Yerusalem. Zefanya
juga ingin membuktikan bahwa dirinya seorang Yahudi tulen untuk menghilangkan
keraguan karena nama ayahnya kusyi (orang Etiopia). Zefanya memulai
pelayanannya pada usia 25 tahun generasi ketiga. Ketika Amon kembali mengulangi
sifat-sifat buruk ayahnya, nasib Yehuda sudahlah pasti. Zefanya memecahka
kebisuan profetik bukan dengan berita tentang harapan melainkan tentang
malapetaka yang seggera terjadi (Zef 1:14-16).
Dua tema yang dominan dalam kitab ini
yaitu ancaman hukum besar yang segera datang (Zef 1:2-3:7), dan harapan akan
keselamatan kekal (Zef 3:8-20). Yang menjadi sasaran murka Allah karena
dosa-dosa mereka dalam bidang sosial. Para warga kota menjual diri untuk
menyembah Baal, dewa kesuburan Kanaan;matahari, bulan, dan bintang-bintang;dan
Milkom, raja dewa Amon, tetangga mereka disebelah timur. Persekutuan mereka
dengan bangsa-bangsa kafir yang melemahkan mereka, terutama Asyur, dilambangkan
dengan peniruan cara-cara asing yang
cenderung menghilangkan jati diri mereka sebagai umat Allah yang khusus.
Ketidak-tentuan sosial yang disyaratkan dalam pasal 1:9 diterangkan dalam pasal
3:1-7 dimana kesalahan dibebankan langsung pada para pemimpin. Dosa-dosa ini
beserta ketidak-pedulian spritual dan moral dari segenap warga kota Yerusalem
patut mendapat hukuman yang paling keras.
Zefanya merinci garis besar pemberitaan
Amos tentang hari Tuhan (bnd Amos 5:18-20). Dan memperlihatka sungguh-sungguh
“Hari itu kegelapan, bukan terang”. Maksudnya jelas. Orang Yehuda mengira Allah
akan membela mereka didepn bangsa-bangsa lain. Tetapi Allah tetap bertujuan
membela dan membenarkan keadilan-Nya secara universal, wlaupun tujuan itu
membawa penderitaan kepada Yehuda, para tetangga dan para musuh mereka. Sebagai
penafir perjanjian Allah, Zefanya melihat bahwa hukuman Allah terhadap Yehuda
memang keras, namun bukanlah akhir dari segalanya. Hukuman Allah berarti
kehancuran bagi yang jahat dan pembenaran bagi yang benar yang karena
dimurnikan oleh penderitaan dapat melayani-Nya lebih murni. Dengan menggambarka
Tuhan memegang obor ditangan-Nya yang menggeledah Yerusalem dan menemukan
“orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas endapannya”. Zefanya
memberi peringatan tegas tentang rasa puas diri pasal 1:12-13. Mereka menolak
untuk mengembangkan rencana Allah dan menghentikan korupsi, sehingga mereka
menerima juga hukuman yang diperuntukan bagi para pemberontak.
(9)
& KITAB HAGAI
Hagai hidup sezaman dengan Zakharia (Ezra
5:1), seperti tradisi yang dicatat Epifaniu, Hagai adalah seorang pemuda yang
kembali dari Babel brsama-sama Sesbazar. Namanya yang sebanding dengan Festus
nama Latin atau Hilary-nama Yunani, mengisyaratkan bahwa ia dilahirkan pada
suatu perayaan Israel. Kitab Hagai berisikan empat nubuat. Berita pertama pasal
1:1-11 ditujukan kepada Zerubabel, gubernur Yosua. Isinya adalah perintaah
untuk menyelesaikan pembangunan kemabali rumah Allah. Pemberitaan kedua Hagai
pasal 2:1b-10 juga ditunjukan kepada bupati, imam besar dan selebihnya dari
bangsa itu. Tuhan mengeingatkan mereka bahwa perak dan emas adalah milik-Nya
dan Ia berjanji: “Rumah ini, kemegahannya yag kemudian akan melebihi kemegahan
semula.
Pemberitaan ketiga pasal 2:11-20
merupakan percakapan antara Tuhan dan Hagai. Pemberitaan Hagai menekankan
keharusan untuk bertobat karena dosa mereka telah menodai rumah itu. Jika mereka
bertobat, Allah akan memberkati mereka. Pemberitaan keempat pasal 2:21-24
ditujukan kepada Zerubabel. Isinya jelas bersifat eskatologis, karena Tuhan
mengatakan bahwa Ia akan menunggang balikkan takhta raja-raja dan akan membuat
Zerubabel seperti cicin materai. Secara menyeluruh nubuat ini bermaksud
mendorong bangsa itu, bupatinya, imam besarnya dan sisa bangsa itu untuk
menyelesaikan pembangunan Rumah Allah. Pemberitaan Hagai bersamaan dengan
Zakharia dan Maleakhi merupakan salah satu sumber pengharapan tentang Mesias
ini. Pembangunan Rumah Allah tidak hanya dimaksudkan untuk menyediakan pusat
ibadah bagi agama Yahudi. Kitab Hagai memperlihatkan bahwa pembangunan itu
dihubungkan dengan janji tentang Penebus yang akan datang.
Dalam rencana Allah ada jangka waktu
antara pemulihan Yerusalem dan kedatangan Mesias. Jangka waktu itu panjangnya
kira-kira 400 tahun menurut orang Kristen, sedangkan menurut kepercayaan Yahudi
masa penantian ini masih berlangsung. Pembangunan kembali Rumah Allah
menunjukan bahwa Allah tidak melupakan keselamatan yang dijanjikan-Nya dan
bahwa Yahudi mash percaya akan janji itu. Orang-orang Yahudi tidak hanya
berdiam diri di Babel, melainkan juga di Mesir dan mungkin di tempat-tempat
lain. Masa sesudah pembuangan itu sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya.
Tidak ada raja yang duduk di atas takhta Daud selama masa antar-Perjanjian.
Tekanan-tekanan politik dan sosial menekankan konsep tentang keberadaan mereka
sebagai satu bangsa da sebagai reaksinya muncul penekanan yang legalistis terhadap
Taurat dan pengharapan-pengharapan apokaliptik. Hagai adalah nabi yang memulai
masa peletakan dasar-dasar agama Yahudi ini.
(10)
& KITAB ZAKHARIA
Kitab ini merupakan nubuat sesudah masa pembuangan yang
sifatnya berbeda dengan nubuat para nabi sebelum pembuangan. Zakharia atau Zekharya ("TUHAN
telah mengingat”) ia adalah seorang nabi Kerajaan Yehuda dan nabi ke-11 dari 12 nabi-nabi
kecil. Seperti Yehezkiel, ia adalah seorang keturunan imam. Ia menggambarkan
dirinya (1:1) sebagai "anak Berekhya”. Dalam kitab Nehemia
ia disebut "bin (anak laki-laki) Ido," yang adalah kepala kaum keluarga atau nenek
moyangnya. Arti nama Zakaria adalah “Tuhan telah mengingat”. Zakaria hidup
sezaman dengan nabi Hagai. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1 -8
adalah nubuat-nubuat yang diberi keterangan waktu dan pasal 9 – 14 tidak diberi
keterangan waktu. Garis besar kitab ini adalah sbb:
• Seruan untuk bertobat (1:1 – 6)
• Penglihatan-penglihatan malam (1:7 – 6:8)
• Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman (9 – 11)
• Peristiwa-peristiwa akhir zaman (12 – 14)
Zakharia pasal 1-8 bermula di Yerusalem pada tahun 520 sM,
dengan masalah pembangunan kembali Rumah Allah dan berakhir pada masa yang akan
datang ketika bangsa-bangsa datang ke Yerusalem dan memohon: “ kami mau pergi
menyertai kamu” pasal 8:23. Penglihatan pertama pasal 1:12, mengetengahkan
masalah murka Tuhan selama tujuh tahun pada Yerusalem daan Yehuda. Pasal 1:16,
Ia bermaksud untuk memperlakukan Yerusalem dengan kasih sayang, pasal 1:17 dan
membangunnya kembali. Ayat 15, Ia juga memperlihatkan kemarahan kepada bangsa-bangsa
yang dalam melaksanakan hukuman-Nya telah menimbulkan kejahatan. Ayat 19, keempat tanduk adalah bangsa-bangsa yang menyerahkan Yehuda, Israel dan
Yerusalem, ayat 21, keempat tanduk tukang besi adalah
penuntut balas yang akan menangani tanduk-tanduk itu.
Zakharia pasal 9-14 lebih sukar untuk ditafsirkan. Pasal
9:1-8 digambarkan hukuman terhadap bangsa-bangsa dan kegembiraan Sion karena
kedatangan sang Raja ayat 9. Setelah itu nada penghukuman masih berlanjut. Ada
satu unsur dalam apokaliptik yang belum sepenuhnya berkembang namun sebenarnya
sudah ada dalam zaman Zakharia, yakni Iblis. Konflik berkecamuk di atas bumi di
alam baka antara Tuhan dan musuh-Nya. Sejumlah orang bersedia melaksanakan
usaha-usahanya untuk menghancurkan umat Allah. Terhadap kekuatan Iblis inilah
Tuhan Allah mengarahkan murka-Nya yang dasyat. Penyelamatan berarti kelepasan
dari perbudakan Iblis, dan Tuhan adalah Allah yang akan menyelamatkan umat-Nya.
(12) &
KITAB MELEAKHI
Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari 12 kitab nabi kecil
di Perjanjian Lama. Kata
Maleakhi
berarti “utusanku”. Pada saat penulisan nubuat ini Rumah Allah telah didirikan
kembali dan ibadat berlangsung kembali. Keadaan waktu itu digambarkan bahwa
kembalinya mereka dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianis. Akibatnya
mereka menjadi tawar hati, menangis, dan ragu-ragu. Perzinahan, sumpah palsu,
penindasan, dan diskriminasi merajalela. Agama diremehkan dengan kawin campur
yang dilarang.
Struktur
kitab ini adalah sbb:
•
Judul (1:1)
•
Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib edom (1:2 – 5)
•
Kecaman terhadap para imam (1:6 – 2:9)
•
Penyembahan berhala dan kawin campur (2:10 – 16)
•
Allah yang adil (2:17 – 3:5)
•
Persepuluhan yang tidak diberikan (3:6 – 12)
•
Orang benar dan orang fasik (3:13 – 18)
•
Elia dan hari Tuhan (4)
Garis besar isi disusun dalam pola tanya-jawab “Aku mengasihi
kamu”kata Tuhan pasal 1:2a. Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?”
tanya bangsa itu ayat 2b. Jawaban Tuhan diberikan pada ayat 2c-4. Pola tanya
jawab ini diteruskan dengan pokok kedua pasal 1:6-7, pola ketiga pasal 2:14-16,
keempat ayat 17, kelima pasal 3:7-8 dan keenam ayat 13. Gaya perdebatan ini adalah suatu ciri khas
kitab Maleakhi dan menunjukan sikap perlawanan bangsa itu. Para Imam menolak
tuntutan bahwa hanya ternak-ternak yang baiklah yang boleh dipersembahkan
sebagai kurban pasal 1:7-8. Bangsa itu mencemarkan perjajian Allah dengan nenek
moyang mereka dengan mengawini wanita yang menyembah dewa-dewa bangsa lain,
sehingga anak-anak mereka mempunyai kepercayaan yang lemah pasal 2:15. Mereka
menolak pemahaman bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan sebagai pengakuan
akan hal persepuluhan harus dibayar pasal 3:8. Mereka menjadi smbong dan
percaya bahwa orang jahat yang mencobai Allah akan berhasil dan lepas dari
hukuman pasal 3:13-15. Baik para imam maupun seluruh bangsa itu memandang
rendah ibadat kepada Tuhan. Hanya nabi Maleakhi saja yang mengajarkan mengenai
kedatangan kembali Nabi Elia pasal 4:5. Maleakhi menamakan pelopor ini
“utusan-Ku” pasal 3:1. Inti pemberitaannya bunyi, belum selesai.
ANALISA BUKU
VKekuatan Buku
1.
Tim penulis berhasil mensintesiskan pemikirannya sehingga menghasilkan buku
yang
sangat
baik.
2.
Buku ini disajikan secara sistematis dan memiliki alur yang baik.
3.
Walaupun agak rumit, buku ini tidak terlalu sulit untuk dipahami bagi kaum
akademisi.
4.
Memberikan pandangan-pandangan yang berbeda dari beberapa ahli walau akhirnya
penulis menyatakan pendapatnya sendiri.
uKelemahan Buku
1.
Kadang-kadang pembahasan materi terlalu panjang dan bertele-tele.
2.
Diperlukan usaha keras dan waktu yang panjang untuk membaca dan memahami buku
ini karena tebal.
SSaran
Sebelum
mempelajari buku ini, sebaiknya mempelajari buku sejenis yang lebih singkat. Tanpa
pengetahuan yang memadai, sulit untuk memahami buku ini.
]Penutup
Buku ini banyak memberikan informasi yang berharga tanpa kesan menggurui. Pemahaman yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap hamba Tuhan. Buku ini memberikan pemahaman yang sangat baik akan Perjanjian Lama.
Buku ini banyak memberikan informasi yang berharga tanpa kesan menggurui. Pemahaman yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap hamba Tuhan. Buku ini memberikan pemahaman yang sangat baik akan Perjanjian Lama.