Kamis, 05 Desember 2013

RESENSI BUKU EKSPOSISI NABI BESAR DAN NABI KECIL




           
PENDAHULUAN
          Buku ini adalah lanjutan buku Pengantar Perjanjian Lama jilid pertama. Salah seorang penulisnya, William Sanford LaSor melayani sebagai profesor Perjanjian Lama di Fuller Theological Seminary sampai pada pensiunnya. Secara khusus pembuat laporan meringkas Kitab Nabi-nabi Besar dan Nabi-nabi Kecil.

A. KITAB NABI-NABI BESAR
          1) &KITAB YESAYA
          S. Keadaan Politik
          Pada masa itu, Yesaya melayani dalam masa yang sama dengan beberapa Kitab seperti Amos, Hosea dan Mikha. Walaupun panggilannya datang pada tahun wafatnya usia, namun berdasarkan tawarikh 26:22 kita menduga dia telah aktif di Istana raja sekurang-kurangnya beberapa tahun sebelum itu. Tiglat-Pileser menduduki takhta Asyur pada tahun 745 SM, dan sebelum tahun 740 SM ia telah menguasai Siria Utara. Pada tahun 738 SM ia menaklukkan negara-kota Aram di Hamat dan memaksa kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk membayar upeti supaya terlepas dari nasib yang sama. Kelompok ini terdiri dari Israel dibawah pemerintahan Menahem. Sejumlah kota kecil pada saat itu juga bergabung menentang Tiglat-Pileser dalam perang siro-efraim (733 SM).
          S. Keadaan Sosial
          Pada masa itu terjadi banyak tekanan terhadap umat pilihan Allah, yang banyak terfokus pada masalah pemberian upeti yang harus dilakukan masyrakat pada masa itu. Pengaruh upeti ini juga terlihat dalam pemberontakan yang dilakukan oleh Asyur, yang mengakibatkan perhatian terhadap Yehuda dan masyarakatnya semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan, bagian dari Yehuda dapat dikuasai oleh para pemberontak serta Yerusalem-lah yang tersisa pada saat itu.
Pemberitaan Nabi Yesaya
          Panggila Allah kepada nabi Yesaya pada pasal 6 ayat 8 sampai ayat 10. Secara sekilas misi Yesaya tampak sebagai pemberitaan tentang penolakan umat Israel oleh Allah. Ajaran tentang Allah. Yesaya memperoleh penglihatan Rumah Allah berupa penyataan Allah yang “maha kudus”. Akar kata q-d-sy ‘kudus’ berarti ‘dikhususkan’ atau dipisahkan. Yesaya diutus kepada bangsa yang berdosa, sekalipun mereka seharusnya adalah bangsa yang kudus. Nama Yesaya (Ibr. yesy’yahu) yang berarti “Allah akan menyelamatkan” atau mungkin “Allah adalah keselamatan”, menolong mengerti mengapa Yesaya sangat tertarik tentang keselamatan. Dalam Yesaya pasal 1 samapi pasal 39, Allah disebut sebagai “Allah yang menyelamatkan engkau” (Yesaya 17:10). Dalam Yesaya pasal 40 samapi pasal 55 keselamatan juga merupakan pembebasan dari musuh dan penindasan (pasal 45:17). Dalam pasal 56 sampai pasal 66, keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan kebenaran.
          2) &KITAB YEREMIA
          Masa Yeremia adalah masa yang sangat penting dalam sejarah Yehuda. Yeremia sendiri merupakan nabi yang tak ada taranya dalam pemahaman tentang nubuat dan dalam kemampuannya mengungakapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh kekacauan, Yeremia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan. Kitabnya menceritakan kehidupan dan pemberitaannya, dan merupakan teladan dari nubuat yang benar.
          Yeremia dilahirkan di desa Ananot di sebelah utara Yerusalem (Yeremia 1:1;11:21,23), anak Hilkia seorang Imam. Yeremia menyebut dirinya pemuda ketika firman Allah datang pertama kali kepadanya pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia, kira-kira tahun 627 sM (Yer 1:2). Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun (sampai sesudah tahun 586 sM, ketika Yerusalem jatuh ke tangan Nebukadnezar) dan mencakup pemerintahan dari para pengganti Yosia, yaitu empat raja terakhir dari Yehuda. Watak Yeremia ia sangat jujur terutama dalam hubungannya dengan Allah(Yer. 15:17-18;20:7), berani melaksanakan apa-apa yang ia yakini, Yeremia juga memperlihatkan kebencian yang sangat terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas misalnya pada pasal 5:26 sampai 29, Yeremia memiliki kepekaan akan penderitaan bangsanya serta kemanusiaan yang sejati pasal 14 ayat 17. Pada saat kebinasaan Yerusalem sudah dekat, Yeremia memperlihatkan keyakinan dengan membeli tanah di Anatot. Dengan demikian ia memberi kesaksian akan harapan bahwa Allah akan mengizinkan umat-Nya menempati kembali negeri mereka (32:1-44).
          Konteks sejarah.  Dalam Kesulitan mendasar dalam menganalisis Kitab Yeremia muncul karena tidak ada urutna kronologis yang konsisten. Nubuat-nubuat dan peristiwa-peristiwa dari masa yang berbeda-beda dari karir sang nabi yang panjang, muncul secara berdampingan. Panggilan Yeremia terjadi pada tahun ketiga belas pemerintahan raja Yosia (Yer. 1:2). Dalam melukiskan dosa penyembahan berhala yang akan menjerumuskan Yehuda ke dalam penghakiman, Yeremia benar-benar menggunakan keahliannya dalam berpuisi supaya tuduhannya lebih tajam dan melayinkan. Ada beberapa alasan mengapa ketidaksetiaan Yehuda berita mengejutkan. Salah satunya mereka telah menolak tawaran kasih dan berbalik dari ibadah mereka kepada Allah dahulu.
       Unsur utama dalam pemahan teologis Yeremia adalah tekanannya pada peristiwa keluaran sebagai pengalaman rohani Israel yang dominan. Di dalamnya termasuk pembebasan dari perbudakan di Mesir, perjanjian Sinai dengan kewajiban-kewajibannya yang terinci dan pendudukan di Kanaan dibawah bimbingan dan kuasa Tuhan.
          3) &KITAB RATAPAN
          Dalam Alkitab Ibrani, Kitab Ratapan adalah gulungan ketiga dari lima gulungan (megillot) yang dipergunakan dalam perayaan atau puasa tahun Yahudi. Pembacaan kitab Ratapan sebagai bagia dari kebaktian itu kelihatannya  bermula pada tahun-tahun awal pembuangan, segera setelah peristiwa itu terjadi. Yeremia menggambarkan delapan puluh orang yang berasal dari Shikem, Silo dan Samaria yang berziarah ke Rumah Allah pada tahun 585 sM (Yer. 41:4-5).
          Kitab Ratapan merupakan hasil dari kekalahan Yehuda yang membawa bencana dan dari pembuangan yang penuh penderitaan. Kesan yang jelas menyatakan Ratapan pasal 1-4 menyatakan bahwa ratapan yang sangat sedih  itu ditulis segera setelah kejatuhan Yerusalem. Keluhan pribadi dalam Ratapan 3 dimulai dengan gambaran penderitaan di mana Allah tidak diminta tolong secara langsung. Gambaran penderitaan dengan istilah-istilah yang bersifat kiasan misalnya kegelapan, penyakit, rantai, sergapan bintang, bidikan anah panah (3:1-18), permohonan akan bantuan ayat 19, ungkapan kepercayaan ayat 21-36, kepastian akan didengar ayat 55-63, permohonan akan pembalasan terhadap musuh-musuh yang mendatangkan hukuman pada Yehuda ayat 64-66.
          Kitab Ratapan ditulis untuk mengungkapkan ketegangan-ketegangan ini melalui pengakuan yang ditunjang oleh keutuhan yang dilambangkan dengan bentuk akrostik. Kitab ini juga ditulis agar orang Yahudi dengan terbuka menerima hukuman Allah itu sekaligus menegaskan adanya harapan setelah penghukuman itu. Perubahan tragis dari keadaan yang menunjukan kasih Allah menjadi keputusan yang begitu dalam merupakan tema besar kitab Ratapan. Iman penyair yang kuat Ratapan pasti memberi semangat kepada generasi-generasi sebangsanya. Untuk menemukan harapan di tengah-tengah bencana dan membimbing orang lain kepada harapan itu tentu harus ada pengenalan yang mendalam terhadap Allah.
          Dalam Kitab Ratapan ketiga pokok utama dari kesusasteraan dan keyakinan Israel dijalin bersama-sama. Pemahaman yang mendalam dari para nabi tentang penghakina dari rahmat Tuhan. Ungkapan liturgis dari para imam tentang penyesalan dan harapan. Pergumulan orang-orang bijak dengan misteri penderitaan. Ketiga-tiganya mempengaruhi penyair kitab Ratapan, bukan hanya sebagai perekam peristiwa, melainkan sebagai orang yang meneruskannya. Ia sendiri menciptakan suatu pola baru menambah kehalusan dan keindahan yang membuat kitab Ratapan bagaikan permadani berharga dalam penyataan Alkitab.
          4) &KITAB YEHESKIEL
          Kitab Yeheskiel berasal dari zaman pembuangan. Yeheskiel anak Busi berasal dari keluarga imam pasal 1:3. Ia dibesarkan di Palestina, kemudian di bawah ke Babel pada tahun 597 sM pasal 33:21. Pada usia tiga puluh tahun ia dipanggil Allah menjadi nabi. Yeheskiel berbahagia dalam pernihakannya 24:16. Kematian istrinya secara mendadak, yang sudah dinyatakan oleh Allah sebelumnya, dipakai sebagai isyarat bagi Israel. Kitab Yeheskiel berisikan pemberitaan yang disampaikan secara lisan atas perintah Allah. Terbagi atas tiga bagian utama: Pertama, hukuman atas Israel pasal 1-24. Panggilan Yeheskiel 1:1-3:21, Israel menyembah berhala 3:22-7:27, penglihatan yang memperingati 8-11, perumpamaan dan kiasan tentang hukuman pasal 12-19, hukuman atas Israel 20-24. Kedua, hukuman atas bangsa-bangsa kafir 25-32 (Amon, Moab, Edom, Filistin,Tirus, Mesir). Ketiga, pembaharuan Israel pasal 33-48. Gembala sejati 33-34, negeri 35-36, umat 37-39, bait suci 40-43, kebaktian 44-46, sungai kehidupan, kota kudus, tanah suci 47-48.
          Yeheskiel melihat sebuah roda 1:15 tidak seperti roda-roda pada kereta perang Babel, roda-roda itu dapat menuju keempat jurusan;mereka tidak berbalik kalau berjalan ayat 17. Keempat makluk hidup itu menyerupai manusia, namun masing-masing mempunyai empat wajah dan empat sayap. Setiap makluk itu mempunyai wajah manusia di depan singa di sebelah kanan, wajah lembu di sebelah kiri, dan wajah rajawali di belakang. Mereka terbang kesana kemari seperti kilat ayat 14. Namun pada hari yang lain Allah membawa Yeheskiel ke pintu gerbang timur, di mana ia melihat kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah Timur.
          Yeremia dan Yeheskiel mengutip suatu bahasa yang mungkin umum dipakai pada masa itu: “Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anak menjadingilu (Yer 31:29;Yeh 18:2). Kedua nabi itu menolak tanggung jawab pribadi, seolah-olah keadaan yang sekarang adalah akibat kesalahan generasi yang terdahulu. Yeheskiel menanmkan prinsip “orang yang berbuat dosa itu, yang harus mati”. Ia menerangkan hal ini dengan mengambil contoh dari tiga generasi yang berurutan 18:5-9,10-13,14-17, masing-masing dihakimi menurut perbuatannya sendiri. Yeheskiel memperlihatkan bahwa seorang anak tidak dibiarkan hidup karena ayahnya benar, atau dihukum karena ayahnya jahat, melainkan ia dihukum karena dosa-dosanya. Di lain pihak anak-anak sungguh menderita karena dosa-dosa orang tua mereka. Sebagai akibatnya, satu generasi akan dilahirkan dalam pembuangan. Yeheskiel menggunakan ungkapan “hari-hari sabatKu” sebanyak dua belas kali, paling banyak terdapat dalam pasal 20. Dosa Israel disimpulkan sebagai “melanggar kekudusan hari-hari sabatKu”. Yeremia mengemukakan bahwa peristiwa pembuangan merupakan akibat langsung kegagal Israel untuk memlihara hari Sabat Yer 17:21-27.
5)      & KITAB DANIEL
          Kitab Daniel berisika salah satu berita terbesar dalam Perjanjian Lama, yaitu: kerajaan-kerajaan dunia ini akan diganti dengan kerajaan Allah. Salah satu tujuan utama kitab Yeheskiel adalah untuk menyatakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, bila Allah menyingkapkan masa yang akan datang. Kitab Danniel termasuk jenis sastra yang biasa disebut “apokaliptik”, yang arti harafianya ‘penyataan, penyingkapan’. Dalam nubuat apokaliptik, peristiwa-peristiwa yang akan datang disingkapkan. Nubuat Daniel dimulai dengan keadaannya di kerajaan Babel dan hubungannya dengan raja-raja Babel atau Persia.
          Menurut Daniel 1:6, Daniel adalah salah seorang muda yang dibawah dari Yerusalem ke Babel oleh Nebukadnezar untuk dilatih melayani dalam istana raja. Dalam Daniel 2, Daniel menafsirkan mimpi Nebukaenezar tentang patung yang berkenaan dengan apa yang terjadi kemudian hari 2:45. Keempat patung itu melambangkan empat kerajaan berikutnya, mulai ayat 38-40. Karena kerajaan yang keempat itu rapuh ayat 41-43, sebuah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia ayat 34 dan menghantam kaki-kainya, menghancurkan seluruh patung itu, sehingga langsung tak berbekas ayat 35. Namun kemudian batu itu “menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi” dan ini ditafsirkan oleh ini Daniel sebagai sebuah kerajaan yang didirikan oleh Allah. Kerajaan ini memusnahkan kerajaan-kerajaan lainnya dan akan tetap untuk selama-lamanya ayat 44.
          Kebanyakan ahli memandang mimpi ini dan tafsirannya sebagai dasar bagi penglihatan tentang empat binatang besar dalam Daniel pasal 7. Dalam Daniel 7, empat binatang besar muncul dari laut ayat 3. Ayat-ayat selanjutnya memberikan kesan bahwa binatang-binatang ini tidak muncul serentak, tetapi satu persatu secara berurutan ayat 5-7. Binatang keempat mengeluarkan tanduk-tanduk dan tanduknya yang keempat mengucapkan “perkataan sombong” ayat 11. Tetapi kemudian binatang itu dibunuh dan dalam suatu penglihatan Daniel melihat seorang datang “dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia” ayat 13.
          Sebagai respon terhadap keinginan Daniel untuk mengetahui lebih banyak tentang binatang keempat pasal 7:19, maka ia diberikan penglihatan selanjutnya. Seekor binatang dengan sepuluh tanduk, dan satu tanduk lain sedang tumbuh, berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka “sampai yang lanjut usianya itu datang ayat 20-22. “Salah seorang dari mereka yang berdiri disana ayat 23 menjelaskan penglihatan itu, penglihatan keempat akan berbeda dengan kerajaan-kerajaan lainnya ayat 23,kerajaan ini sangat kejam dengan menghancurkan seluruh bumi.

B. KITAB NABI-NABI KECIL
(1)          &KITAB HOSEA
          Kira-kira sepuluh tahun setelah Amos, Allah memanggil Hosea untuk melayani sebagai nabi. Pelayanan Hosea adalah pada masa pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia di Yehuda dan Yerobeam II di Israel.
          Inti pasal 1 – 3 adalah mengenai perkawinan Hosea. Jelas bahwa Hosea menghubungkan panggilannya sebagai nabi perkawinannya dengan Gomer. Latar belakang Israel pada masa Hosea adalah dipenuhi dengan kemerosotan rohani dan moral yang dalam. Penyembahan Baal terus berlangsung sehingga Allah menggambarkan perzinahan rohani ini dengan menyuruh Hosea mengawini seorang wanita sundal. Nama anak-anak Hosea (Lo-Ruhama : tidak disayangi dan Lo-Ami: bukan umat-Ku) menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Israel tidak akan kembali kepada Allah, karenanya Dia sendiri akan mengambil umat-Nya kembali kepada-Nya (2:13 – 22). Kemudian Allah menyuruh Hosea untuk memulihkan Gomer sebagai istrinya dengan membelinya dengan harga seorang budak. Kemerosotan moral Israel melambangkan “upah” yang dibayar oleh dosa. Namun pengampunan Allah dibayar dengan pendisiplinan melalui pembuangan.
          Inti pasal 4 – 14 merangkumkan pelayanan Hosea sebagai pengajar dan pemberita sbb:
• Pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah bukan hanya berarti pengetahuan akan Allah, melainkan hubungan dengan-Nya dalam kasih dan ketaatan.
• Kebodohan sikap tak berterima kasih.
Tidak mengucap syukur kepada Allah menghasilkan penyembahan berhala atau pemujaan diri sendiri.
• Kesia-sian keagamaan tanpa kesalehan.
Imam-imam menjadi sasaran khusus kemarahan Hosea karena mereka sama bejatnya dengan rakyat yang seharusnya mereka bimbing.
• Belas kasihan Allah yang tak berubah.
Pada akhirnya belas kasihan Allah tidak berubah walau ada keseimbangan antara kasih dan hukuman sebagai dasar hubungan antara Allah dan Israel.

(2)   & KITAB YOEL
          Bencana dalam kitab Yoel adalah serangkaian serangan belalang yang memusnahkan tumbuh-tumbuhan di Yehuda dan mengakibatkan kerusakan yang belum pernah terjadi. Kehancuran ini disampaikan dengan dasyat serangkaian bentuk puisi dari Yole 1:4. Dalam kitab Yoel terdapat dua bagian yang hampir sebanding, yakni tulah belalang dan hari Tuhan pasal 1:1-2:17, dan kemenangan yang aka datang pasal 2:18-3:21. Pada bagian pertama nabi berbicara. Pada bagian kedua Tuhanlah yang berbicara.
          Bagi Nabi Yoel, kehancuran yang dasyat seperti itu hanya dapat berarti bahwa hari Tuhan, yaitu hari penghakiman Allah atas umat-Nya serta bangsa-bangsa sudah dekat pasal 1:15-20. Walaupun memang mengerikan, namun harapan masih tetap ada. Jalan keluar satu-satunya adalah bangsa itu harus bertobat dengan sepenuh hati pasal 2:12-17. Pada pasal 2:18 Yehuda berbalik dan berpaling kepada Allah. Pertobatan Yehuda diikuti oleh pemulihan sepenuhnya oleh Allah, yang diumumkan dalam nubuat tentang penyelamatan yang mengesankan dan luas jangkauannya. Hasil bumi yang pokok dipulihkan pasal 2:19,22, serangga-serangga dan kekeringan ditarik kembali pasal 2: 20,23, dan kerugian dari tahun ke tahun malapetaka dibayar kembali pasal 2:24-25. Bagi nabi, karya penyelamatan Allah itu menjadi pola untuk pembebasan akhir untuk umat-Nya, ketika berkat-berkat jasmani dan rohani dicurahkan atas sisa Yehuda. Pada waktu yang sama para musuh mereka pasal 3:2-15,19, yang layak menerima penghukuman, akan dipukul di Lembah Yosafat (Tuhan telah menghakimi).
       Yoel mengajarkan beberapa hal berharga, khususnya bahwa Allah mengendalikan sepenuhnya alam semesta. Bagi Yole Allah saja yang menyebabkan tulah belalang itu: mereka adalah pasukan-Nya pasal 2:11 yang diutus dan ditarik oleh-Nya. Bagi orang Ibrani, karya Allah menciptakan dan memelihara dunia memberi kesatuan dan arti kepada realitas di sekitar mereka. Alam semesta adalah baik dan penting karena di bentuk oleh tangan Allah dan terus berada oleh kuasa-Nya. Perbedaan atantara binatang dan manusia, benda hidup dan benda mati tidak begitu tajam dalam pemikiran Ibrani, sehingga penyair seperti Yoel dapat menggambarkan keadaan ladang-ladang yang kering dan binatang-binatang yang kelaparan seolah-olah mereka seperti manusia. Gambaran yang dilukiskan Yoel tentang masa depan Israel yang penuh harapan berisikan juga unsur tanggung jawab. Pencurahan Roh Allah atas umat-Nya akan memberi kewajiaban yang amat berat dari jabatan kenabian kepada sisa yang diselamatkan itu. Tidak ada yang terkecuali, tua atau muda, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Nubuat ini mengharapkan penggenapan harapan Musa yang lama.

(3)   & KITAB AMOS
          Amos adalah seoran profesional. Amos bekerja sebagai seorang peternak domba dari Tekoa (Amos 1:1), g nabisuatu desa dipinggiran gurun Yehuda kira-kira 15 km disebelah selatan Betlehem. Selain menggembalakan domba, ia memungut buah ara hutan, sejenis buah yang harus ditusuk atau dipotong segera sebelum menjadi supaya dapat dimakan.
          Amos tidak berdiam di Tekoa, desa Yehuda itu, dan mnulis suatu nubuat yang menentang Israel. Pertentangan Amos dengan Amazia di Betel dan pemberitaan Amazia yang dikirim kepada Yerobeam jelas menunjukan bahwa Amos telah pergi ke kerajaan utara dan memberitakan Firman Allah dengan gigih sehingga Amazia menuliskan “negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya” (Amos 7:10). Pemberitaan Amos yang diringkas dalam kata-kata “ Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan” (Amos 7:11)
          Nubuat Amos dapat dibagi tiga bagian: auman singa (Amos 3:1-3:8) ; dakwaan Allah terhadap Israel (Amos 3:9-6:14); dan hukuman Allah (Amos 7:1-9:15). Bagian pertama berisi delapan dakwaan dengan ancaman hukuman Allah terhadap enam bangsa disekitarnya, dan Yehuda serta Israel sendiri. Masing-masing dimulai dengan kata-kata rumusan “karena tiga kejahatan...bahkan empat maksud kalimat ini bukanlah bahwa mereka durhaka tiga atau empat kali, melainkan bahwa kedurhakaan itu telah melampaui batas. Disini pemakaiannya mungkin menunjukan bahwa bangsa-bangsa telah berdosa untuk membangkitkan penghukuman Allah. Daftar itu mencakup bangsa-bangsa yang berbatasa denga Israel dan Yehuda, tiga diantaranya (Edom, Amon, dan Moab) mempunyai hubungan darah dengan Israel. Dakwaan terhadap enam bangsa itu didasarkan pada kejahtan mereka terhadap manusia, tetapi Yehuda didakwa oleh karena mereka telah menolak hukum Tuhan, dan tidak berpegang pada ketetapan-Nya.
(4)   & KITAB OBAJA
          Kitab Obaja adalah kitab tersingkat dalam Perjanjian Lama, panjangnya hanya dua puluh satu ayat. Umumnya nabi Obaja dianggap berasal dari Yehuda, namun kitabnya tidak menyebutkan nama ayahnya maupun daerah asalnya. Menurut Talmud ia pelayan raja  Ahab dan menurut tradisi Pseudo-Epifanius ia salah seorang pemimpin pasukan Ahazia. Pasal 1:1 Obaja menerima penglihatan mengenai Edom, musuh  bebuyutan Israel. Ada tiga hal yang sering dinyatakan oleh Allah melalui para nabi. Pertama, Allah menuntut kebenaran. Walaupun penuh kesabaran, Ia tidak akan selalu membiarkan tingkah laku yang berlawanan dengan kehendak-Nya. Karena Israel adalah umat pilihan-Nya yang harus mengajar bangsa-bangsa lain tentang Allah dan Taurat-Nya, Ia menghendaki agar hidup mereka lebih benar dan Ia akan menghukum mereka jika mereka tidak taat. Tentu saja Ia akan meluputkan suatu sisa Israel untuk mewujudkan kehendak-Nya. Walaupun tidak dikatakan secara langsung dalam Kitab Obaja, namun pemahaman ini tersirat di dalam ayat 10-12,17-21.
          Kedua, Allah adalah penguasa langit dan bumi, Allah segala bangsa. Ini merupaka penghayatan yang dalam meskipun tidak dirinci dalam kitab Obaja. Jika Allah hanya Allah Israel, bagaimana Ia dapat menghukum Edom, atau bahkan mengharapkan mereka mendengarkan firman-Nya? Menuurut perjanjian dengan Abraham, berkat Allah akan sampi kepada segala bangsa melalui Abraham terpilih dan keturunannya. Ketiga, jika Allah adalah kudus dan menuntut kekudusan dari umat-Nya, pada hal Ia membiarkan bangsa-bangsa melakukan segala jenis kejahatan, bagaimana Ia dapat menjadi Penguasa bangsa-bangsa? Obaja menjawab dengan terlebih dahulu menyebut kejahatan yang dilakukan oleh  Edom, kemudian dengan menegmukanakan hari Tuhan yang akan datang sepereti: “Seperti yang engkau lakukan, demikianlah aku dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri” ayat 15. Setelah penghakiman atas segala bangsa pada hari Tuhan, maka akan tiba pemulihan dan pembaharuan “penyelamat-penyelamat” akan naik ke Gunung Sion dan menguasai pegunungan Esau. Sehingga Tuhanlah yang empunya kerajaan itu ayat 21.
          Relevansinya: Obaja berbicara tentang musuh-musuh umat Allah, perlakuan mereka kejan dan tidak berperi kemanusiaan. Namun penghakim dimulai di rumah Allah. Jika umat percaya memperlakukan saudara mereka seperti Edom memperlakukan Yehuda ayat 10, maka perbuatan mereka sama saja dengan perbuatan bangsa-bangsa kafir. Banyak orang masih merasa gusar dan merintih karena ketidakadilan di dunia ini dan saat hari ketika segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. Ini tampak jelas melalui kampanye pemilihan umum dan revolusi politik, serta dipikirkan dalam teori-teori pendidikan dan filsaat. Dan ketika itu terjadi, Allah berjanji Ia akan meluruskan yang salah, memulihkan (19-20) dan menegakkan.
(5) &KITAB YUNUS
          Kitab Yunus bersifat unik karena berisi cerita tentang pengalaman seorang nabi yaitu nabi Yunus. Kisah Yunus menceritakan tentang seorang nabi lain dengan nama yang sama. Kitab Yunus dimulai dengan Firman Allah pada pasal 1 ayat 2. Allh menyuruh Yunus untuk pergi memberitakan Firman Allah di kota Niniwe tetapi pada pasal 1 ayat 3 Yunus tidak pergi ke kota itu melainkan Yunus naik kapal di Yafo menuju Tarsus kearah yang berlawanan. Allah memberi kesempatan kedua kepada Yunus, Ia mengutusnya kembali untuk pergi ke Niniwe.
          Penafsiran Kitab Yunus sebagai sejarah sering ditantang berdasarkan beberapa alasan. Yang pertama dan terutama adalah cerita tentang “ikan besar”. Sejumlah penulis secara terus terang menyatakan, seekor ikan paus atau ikan terbesar yang diketahui tidak dapat menelan manusia, walaupun akhir-akhir ini ada sejenis ikan paus dengan tenggorokan yang cukup besar untuk menampung manusia. Bagaimanapun juga, tampaknya Yunus tidak dapat bertahan hidup selama tiga hari dalam perut ikan.
(5)   & KITAB MIKHA
Namanya adalah singkatan dari Mikhayahu, artinya siapa yang sama dengan Tuhan? Moresyet, kota kelahirannya, mungkin Moresyet-Gat (Mikha 1:14) adalah sebuah desa di Yudea yang terletak sekitar 40 km sebelah tenggara Yerusalem, dekat Gat kota Filistin. Ada bukti yang menunjukan Mikha adalah seorang desa, mungkin seorang petani kecil. Ia menentang kejahatan dan penyelewengan Yerusalem dan Samaria seperti seorang yang tidak betah di kota-kota itu, dan ia berusaha keras memperlihatkan bagaimana penghukuman yang segera akan terjadi itu akan mempengaruhi desa-desa dan kota-kota daerah kelahirannya, yaitu Yudea Selatan. 
Mikha bukanlah seorang nabi profesional. Dengan tajam ia mengecam nabi-nabi “menenung karena uang” (Mikha 3:11). Atau yang menyesuaikan pemberitaan mereka dengan perlakuan yang mereka terima dan dia mempertentangkan diirinya dengan mereka. Roh Tuhan menjadi andalannya, yang memberinya keberanian dan kekuatan untuk memberitakan Firman-Nya dengan jelas dan tegas (3:8). Perasaan yang kuat akan panggilannya terbukti dalam hampir setiap barisan tulisannya.
Pemberitaan keselamatan ini merupakan seberkas cahaya yang menerangi kesuraman ketiga pasal pertama. Pemberitaan ini di tempatkan disini bukan karena Mikha memberitakan tentang hukuman dan pengharapan ada pada saat yang sama. Konteks yang mungkin untuk janji penyelamatan oleh Allah adalah kemenangan Allah atas Sanherib dan pasukan Asyur pada tahun 701 sM. Bagi Mikha kepemimpinan Yehuda sudah hancur sama sekali. Pemimpim-pemimpin bukan mempertahakan perjanjian Allah, malah mereka mengganas dengan memeras golongan petani kecil yang nasibnya hanya diperhatikan oleh beberapa orang nabi (Mikha 3:1-4).
Dari suramnya kemerosotan agama, daan sosial, sang nabi menatap kemasa depan yang lebih cerah ketika cita-cita perjanjian Allah akan terwujud sepenuhnya. Beberapa ciri utama dari masa depan yang cerah bagi bangsa Israel adalah keutamaaan rumah Allah (Mikha 4:1). Kerajaan Allah atas seluruh manusia (4:2), kedamaian yang tak ada bangdingnya (Mikha 4:3), keselamatan dan kemakmuran sepenuhnya (Mikha 4:4) dan pengabdian penuh kepada Allah (Mikha 4:5). Ayat 1-3 ini memakai sumber dari Mazmur 46;48;. Ayat 4 ditambahkan oleh Mikha sendiri, berdasarkan kepeduliannya terhadap sesama di desa yang tanahnya dirampas dengan kejam.
(6)   &KITAB NAHUM
            Latar belakang pribadi Nahum atau nama itu berarti “dihibur oleh Tuhan”. Nahum adalah pengarang sastra yang sangat baik. Nahum menggunakan banyak kiasan yang wajar dan singkat, misalnya dayang-dayang istana passal 2:7. Nahum juga memakai kiasan yang panjang: Niniwe disamakan dengan tempat persembunyian  di mana singa betina dan anak-anaknya mondar-mandir dengan gelisa sementara menunggu singa jantan pulang dengan mangsanya pasal 2:11-12-menggambarkan Asyur mempertahankan diri dengan menaklukan bangsa-bangsa asing setiap tahun; Niniwe bukan lagi pelacur cantik yang menggoda bangsa-bangsa-bangsa menuju kehancuran, Niniwe sekarang menjadi tontonan dunia, ketelanjangan tidak tertutupi. Ia dilempari dengan sampah oleh orang-orang yang lewat dan tak seorang pun memperdulikannya pasal 3:4-7.
            Nubuat Nahum sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh bubuyutan bangsa Israel menimbulkan beberapa persoalan teologis. Misalnya mengapa ia tidak berbicara tentang dosa-dosa bangsanya sendiri tentang perlunya mereka bertobat? Nahum dan Obaja mengabaikan amanat tentang pembaharuan rohani dan moral yang merupakan ciri khas pemebritaan para nabi yanga benar. Nahum khususnya merasakan luka-luka yang dialami oleh banyak bangsa yang menderita. Masa pekerjaan Nahum bertepatan sekali dengan pembaharuan yang dipimpin oleh Yosia (2 Raj 22:8-23:25). Ucapan-ucapan Nahum yang penuh belas kasihan dan pengampunan dalam kitab Hosea dan Yunus terdapat juga dalam pengajaran Kristus (Mat 5:43-44). Namun keinginan untuk membalas ini adalah bagian dari pemahaman lex talionis pada zaman perjanjian lama, yakni hukuman setimpal dengan kejahatan atau biasa dikatakan mata ganti mata dan sebagainya.
            Nubuat Nahum bukanlah naluri primitif yang haus darah, melainkan bukti kepercayaan yang teguh akan kekadilan Allah. Pujian pertama pasal 1:2-8 yang menggambarkan sifat tindakan Allah dalam penghakiman, tentu merupkan sumber harapan bahwa Allah menhancurkan musuh-musuh Yehuda. Kekejaman Asyur diketahui secara umum: mereka memindahkan korban-korban mereka dari negeri asal mereka ke negeri yang jauh dan banyak dari antaranya yang mati ditengah jalan. Dengan kekejaman mereka memusnahkan bangsa-bangsa yang berani memberontak melawan mereka. Hanya orang-orang yang tidak ada perasaan akan acuh tak acuh menghadapi kejahatan seperti itu. Keinginan mereka akan hukuman seperti itu tampaknya melebihi batas, sebab walaupun mereka mengetahui hukum “kasihilah sesamamu”(Im 19:17-18), mereka belum melihat hukum itu terwujud dengan saksama dalam Kristus.
(7)   & KITAB HABAKUK
            Tidak ada informasi mengenai latar belakang pribadi Habakuk. Seperti Hagai dan Zakharia, Habakuk disebut nabi yang mungkin adalah gelar yang menyatakan kedudukannya dalam masyarakat keagamaan atau mungkin ahnya menunjukan bahwa kitabnya pantas dimasukan ke dalam kanon Alkitab. Hubungan yag erat antara penglihatan nabi dan pemberitaan lisannya diungkapkan dalam frasa “ucapan ilahi dalam pengliahtan nabi Habakuk pasal 1:1, yang berarti mengucapkan apa yang Allah perlihatkan kepada mereka. Permasalahan pasal 1:2-4: Dosa Yehuda telah begitu keji dan kejam sehingga nama baik Allah terancam karena keengganan-Nya untuk menghakimi mereka. Permohonan akan penghakiman Allah mempunyai dua segi: pembalasan terhadap orang jahat dan pembenaran bagi orang benar. Yang melatarbelakangi kekejaman penindasan dan pelanggaran hukum yang menggusarkan nabi adalah pemerintahan Yoyakim yang lalim, sangat menjengkelkan Nabi Yeremia (Yer 22:13-23).
            Habakuk sangat sadar akan kesalahan Yehuda, namun bila dibanding dengan kekejaman orang Babel, perbuatan orang-orang sebangsanya terutama yang benar masih belum apa-apa. Habakuk merasa kecut mmembayangkan bagaimana Yehuda dan Yerusalem akan dirampas secara kejam. Pasal 2 Habakuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini bukan hanya karena ingin tahu ataupun ingin mencampuri urusan Allah. Ia adalah seorang pencari kebenaran yang jujur dan saleh, dan Allah menghargai pertanyaannya. Seperti Ayub Habakuk dapat memberi respon terhadap jawaban Allah hanya dengan doa dan kepercayaannya (3:2).
            Allah memperlihatka kepada nabi Habakuk bahwa penghukuma terhadap Yehuda walaupun dasyat namun tidak akan bersifat menyeluruh. Ia menegaskan kembali janji Allah bahwa Ia akan membiarkan sisa umat-Nya hidup untuk melanjutkan misi keselamatan dan berperan sebagai landasan untuk bangsa yag diperbaharui. Keputusan Habakuk mengenai nasib orang benar pada pasal 1:13 menggugah janji Allah mengenai bertahan menghadapi hari yang mengerikan itu pasal 2:4. Mereka tetap dapat hidup bila mereka setia, bergantung dan mengandalkan Allah sepenuhnya. Asas ini menjadi tema untuk ajaran Paulus tentang pembenaran melalui iman. Penafsir kembali terhadap Perjanjian Lama secara drastis dalam terang pertobatannya sendiri membuat Paulus memusatkan perhatian pada dua nats yakni Kejadian 15:6 dan Habakuk 2:4. Terjemahan istilah Ibrani emuna ke dalam bahasa Yunani pistis ‘iman’ merupakan penghubung yang sangat berguna antara pandangan Habakuk tentang ‘hidup’ oleh percayanya dan ajaran Paulus. Pemberitaan Habakuk menjadi persiapan yang strategis untuk Injil dalam Perjanjian Baru (Rm 1:17;Gal 3:11;Ibr 10:38-39).

(8)   &KITAB ZEFANYA
       Kitab Zefanya menelusuri garis keturunannya sampai raja Yehuda yang besar itu untuk membuktikan bahwa pengetahuannya yang akurat tenatng dosa-dosa para pemimpin Yerusalem. Zefanya juga ingin membuktikan bahwa dirinya seorang Yahudi tulen untuk menghilangkan keraguan karena nama ayahnya kusyi (orang Etiopia). Zefanya memulai pelayanannya pada usia 25 tahun generasi ketiga. Ketika Amon kembali mengulangi sifat-sifat buruk ayahnya, nasib Yehuda sudahlah pasti. Zefanya memecahka kebisuan profetik bukan dengan berita tentang harapan melainkan tentang malapetaka yang seggera terjadi (Zef 1:14-16).
       Dua tema yang dominan dalam kitab ini yaitu ancaman hukum besar yang segera datang (Zef 1:2-3:7), dan harapan akan keselamatan kekal (Zef 3:8-20). Yang menjadi sasaran murka Allah karena dosa-dosa mereka dalam bidang sosial. Para warga kota menjual diri untuk menyembah Baal, dewa kesuburan Kanaan;matahari, bulan, dan bintang-bintang;dan Milkom, raja dewa Amon, tetangga mereka disebelah timur. Persekutuan mereka dengan bangsa-bangsa kafir yang melemahkan mereka, terutama Asyur, dilambangkan dengan peniruan cara-cara asing  yang cenderung menghilangkan jati diri mereka sebagai umat Allah yang khusus. Ketidak-tentuan sosial yang disyaratkan dalam pasal 1:9 diterangkan dalam pasal 3:1-7 dimana kesalahan dibebankan langsung pada para pemimpin. Dosa-dosa ini beserta ketidak-pedulian spritual dan moral dari segenap warga kota Yerusalem patut mendapat hukuman yang paling keras.
       Zefanya merinci garis besar pemberitaan Amos tentang hari Tuhan (bnd Amos 5:18-20). Dan memperlihatka sungguh-sungguh “Hari itu kegelapan, bukan terang”. Maksudnya jelas. Orang Yehuda mengira Allah akan membela mereka didepn bangsa-bangsa lain. Tetapi Allah tetap bertujuan membela dan membenarkan keadilan-Nya secara universal, wlaupun tujuan itu membawa penderitaan kepada Yehuda, para tetangga dan para musuh mereka. Sebagai penafir perjanjian Allah, Zefanya melihat bahwa hukuman Allah terhadap Yehuda memang keras, namun bukanlah akhir dari segalanya. Hukuman Allah berarti kehancuran bagi yang jahat dan pembenaran bagi yang benar yang karena dimurnikan oleh penderitaan dapat melayani-Nya lebih murni. Dengan menggambarka Tuhan memegang obor ditangan-Nya yang menggeledah Yerusalem dan menemukan “orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas endapannya”. Zefanya memberi peringatan tegas tentang rasa puas diri pasal 1:12-13. Mereka menolak untuk mengembangkan rencana Allah dan menghentikan korupsi, sehingga mereka menerima juga hukuman yang diperuntukan bagi para pemberontak.
(9)   & KITAB HAGAI
       Hagai hidup sezaman dengan Zakharia (Ezra 5:1), seperti tradisi yang dicatat Epifaniu, Hagai adalah seorang pemuda yang kembali dari Babel brsama-sama Sesbazar. Namanya yang sebanding dengan Festus nama Latin atau Hilary-nama Yunani, mengisyaratkan bahwa ia dilahirkan pada suatu perayaan Israel. Kitab Hagai berisikan empat nubuat. Berita pertama pasal 1:1-11 ditujukan kepada Zerubabel, gubernur Yosua. Isinya adalah perintaah untuk menyelesaikan pembangunan kemabali rumah Allah. Pemberitaan kedua Hagai pasal 2:1b-10 juga ditunjukan kepada bupati, imam besar dan selebihnya dari bangsa itu. Tuhan mengeingatkan mereka bahwa perak dan emas adalah milik-Nya dan Ia berjanji: “Rumah ini, kemegahannya yag kemudian akan melebihi kemegahan semula.
       Pemberitaan ketiga pasal 2:11-20 merupakan percakapan antara Tuhan dan Hagai. Pemberitaan Hagai menekankan keharusan untuk bertobat karena dosa mereka telah menodai rumah itu. Jika mereka bertobat, Allah akan memberkati mereka. Pemberitaan keempat pasal 2:21-24 ditujukan kepada Zerubabel. Isinya jelas bersifat eskatologis, karena Tuhan mengatakan bahwa Ia akan menunggang balikkan takhta raja-raja dan akan membuat Zerubabel seperti cicin materai. Secara menyeluruh nubuat ini bermaksud mendorong bangsa itu, bupatinya, imam besarnya dan sisa bangsa itu untuk menyelesaikan pembangunan Rumah Allah. Pemberitaan Hagai bersamaan dengan Zakharia dan Maleakhi merupakan salah satu sumber pengharapan tentang Mesias ini. Pembangunan Rumah Allah tidak hanya dimaksudkan untuk menyediakan pusat ibadah bagi agama Yahudi. Kitab Hagai memperlihatkan bahwa pembangunan itu dihubungkan dengan janji tentang Penebus yang akan datang.
       Dalam rencana Allah ada jangka waktu antara pemulihan Yerusalem dan kedatangan Mesias. Jangka waktu itu panjangnya kira-kira 400 tahun menurut orang Kristen, sedangkan menurut kepercayaan Yahudi masa penantian ini masih berlangsung. Pembangunan kembali Rumah Allah menunjukan bahwa Allah tidak melupakan keselamatan yang dijanjikan-Nya dan bahwa Yahudi mash percaya akan janji itu. Orang-orang Yahudi tidak hanya berdiam diri di Babel, melainkan juga di Mesir dan mungkin di tempat-tempat lain. Masa sesudah pembuangan itu sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Tidak ada raja yang duduk di atas takhta Daud selama masa antar-Perjanjian. Tekanan-tekanan politik dan sosial menekankan konsep tentang keberadaan mereka sebagai satu bangsa da sebagai reaksinya muncul penekanan yang legalistis terhadap Taurat dan pengharapan-pengharapan apokaliptik. Hagai adalah nabi yang memulai masa peletakan dasar-dasar agama Yahudi ini.
(10)             & KITAB ZAKHARIA
Kitab ini merupakan nubuat sesudah masa pembuangan yang sifatnya berbeda dengan nubuat para nabi sebelum pembuangan. Zakharia atau Zekharya ("TUHAN telah mengingat”) ia adalah seorang nabi Kerajaan Yehuda dan nabi ke-11 dari 12 nabi-nabi kecil. Seperti Yehezkiel, ia adalah seorang keturunan imam. Ia menggambarkan dirinya (1:1) sebagai "anak Berekhya”. Dalam kitab Nehemia ia disebut "bin (anak laki-laki) Ido," yang adalah kepala kaum keluarga atau nenek moyangnya. Arti nama Zakaria adalah “Tuhan telah mengingat”. Zakaria hidup sezaman dengan nabi Hagai. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1 -8 adalah nubuat-nubuat yang diberi keterangan waktu dan pasal 9 – 14 tidak diberi keterangan waktu. Garis besar kitab ini adalah sbb:
• Seruan untuk bertobat (1:1 – 6)
• Penglihatan-penglihatan malam (1:7 – 6:8)
• Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman (9 – 11)
• Peristiwa-peristiwa akhir zaman (12 – 14)
Zakharia pasal 1-8 bermula di Yerusalem pada tahun 520 sM, dengan masalah pembangunan kembali Rumah Allah dan berakhir pada masa yang akan datang ketika bangsa-bangsa datang ke Yerusalem dan memohon: “ kami mau pergi menyertai kamu” pasal 8:23. Penglihatan pertama pasal 1:12, mengetengahkan masalah murka Tuhan selama tujuh tahun pada Yerusalem daan Yehuda. Pasal 1:16, Ia bermaksud untuk memperlakukan Yerusalem dengan kasih sayang, pasal 1:17 dan membangunnya kembali. Ayat 15, Ia juga memperlihatkan kemarahan kepada bangsa-bangsa yang dalam melaksanakan hukuman-Nya telah menimbulkan kejahatan. Ayat 19, keempat tanduk adalah bangsa-bangsa yang menyerahkan Yehuda, Israel dan Yerusalem, ayat 21, keempat tanduk tukang besi adalah penuntut balas yang akan menangani tanduk-tanduk itu.
Zakharia pasal 9-14 lebih sukar untuk ditafsirkan. Pasal 9:1-8 digambarkan hukuman terhadap bangsa-bangsa dan kegembiraan Sion karena kedatangan sang Raja ayat 9. Setelah itu nada penghukuman masih berlanjut. Ada satu unsur dalam apokaliptik yang belum sepenuhnya berkembang namun sebenarnya sudah ada dalam zaman Zakharia, yakni Iblis. Konflik berkecamuk di atas bumi di alam baka antara Tuhan dan musuh-Nya. Sejumlah orang bersedia melaksanakan usaha-usahanya untuk menghancurkan umat Allah. Terhadap kekuatan Iblis inilah Tuhan Allah mengarahkan murka-Nya yang dasyat. Penyelamatan berarti kelepasan dari perbudakan Iblis, dan Tuhan adalah Allah yang akan menyelamatkan umat-Nya.
(12) & KITAB MELEAKHI
Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari 12 kitab nabi kecil di Perjanjian Lama. Kata
Maleakhi berarti “utusanku”. Pada saat penulisan nubuat ini Rumah Allah telah didirikan kembali dan ibadat berlangsung kembali. Keadaan waktu itu digambarkan bahwa kembalinya mereka dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianis. Akibatnya mereka menjadi tawar hati, menangis, dan ragu-ragu. Perzinahan, sumpah palsu, penindasan, dan diskriminasi merajalela. Agama diremehkan dengan kawin campur yang dilarang.
Struktur kitab ini adalah sbb:
• Judul (1:1)
• Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib edom (1:2 – 5)
• Kecaman terhadap para imam (1:6 – 2:9)
• Penyembahan berhala dan kawin campur (2:10 – 16)
• Allah yang adil (2:17 – 3:5)
• Persepuluhan yang tidak diberikan (3:6 – 12)
• Orang benar dan orang fasik (3:13 – 18)
• Elia dan hari Tuhan (4)
Garis besar isi disusun dalam pola tanya-jawab “Aku mengasihi kamu”kata Tuhan pasal 1:2a. Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” tanya bangsa itu ayat 2b. Jawaban Tuhan diberikan pada ayat 2c-4. Pola tanya jawab ini diteruskan dengan pokok kedua pasal 1:6-7, pola ketiga pasal 2:14-16, keempat ayat 17, kelima pasal 3:7-8 dan keenam ayat 13.  Gaya perdebatan ini adalah suatu ciri khas kitab Maleakhi dan menunjukan sikap perlawanan bangsa itu. Para Imam menolak tuntutan bahwa hanya ternak-ternak yang baiklah yang boleh dipersembahkan sebagai kurban pasal 1:7-8. Bangsa itu mencemarkan perjajian Allah dengan nenek moyang mereka dengan mengawini wanita yang menyembah dewa-dewa bangsa lain, sehingga anak-anak mereka mempunyai kepercayaan yang lemah pasal 2:15. Mereka menolak pemahaman bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan sebagai pengakuan akan hal persepuluhan harus dibayar pasal 3:8. Mereka menjadi smbong dan percaya bahwa orang jahat yang mencobai Allah akan berhasil dan lepas dari hukuman pasal 3:13-15. Baik para imam maupun seluruh bangsa itu memandang rendah ibadat kepada Tuhan. Hanya nabi Maleakhi saja yang mengajarkan mengenai kedatangan kembali Nabi Elia pasal 4:5. Maleakhi menamakan pelopor ini “utusan-Ku” pasal 3:1. Inti pemberitaannya bunyi, belum selesai.
ANALISA BUKU
VKekuatan Buku
1. Tim penulis berhasil mensintesiskan pemikirannya sehingga menghasilkan buku yang
sangat baik.
2. Buku ini disajikan secara sistematis dan memiliki alur yang baik.
3. Walaupun agak rumit, buku ini tidak terlalu sulit untuk dipahami bagi kaum akademisi.
4. Memberikan pandangan-pandangan yang berbeda dari beberapa ahli walau akhirnya penulis menyatakan pendapatnya sendiri.
uKelemahan Buku
1. Kadang-kadang pembahasan materi terlalu panjang dan bertele-tele.
2. Diperlukan usaha keras dan waktu yang panjang untuk membaca dan memahami buku ini karena tebal.
SSaran
Sebelum mempelajari buku ini, sebaiknya mempelajari buku sejenis yang lebih singkat. Tanpa pengetahuan yang memadai, sulit untuk memahami buku ini.
]Penutup
Buku ini banyak memberikan informasi yang berharga tanpa kesan menggurui. Pemahaman yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap hamba Tuhan. Buku ini memberikan pemahaman yang sangat baik akan Perjanjian Lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar