Nama
: Marlince Blegur
Semester
: VII (Tujuh)
Mata
Kuliah : Filsafat Pendidikan
Judul
Buku : Filsafat Pendidikan Dan Pendidikan Kristen
Pengarang
: Junihot Simanjuntak
Dosen
: Drs. Abson Kawangung, M.Th
I. GARIS BESAR BUKU
BAB 1
SEJARAH FILSAFAT DAN
HUBUNGANNYA DENGAN
FILSAFAT KRISTEN
Kata filsafat menurut arti katanya
berasal dari istilah Yunani philos dan
shopia, yang berarti “cinta hikmat”
atau cinta akan pengetahuan atau cinta kebijaksanaan. Filsafat digolongkan tiga
kategori dalam perkembangannya yaitu filsafat India, China, dan Barat. Secara
garis besar, perkembangan tiap-tiap golongan filsafat diuraikan sebagai
berikut:
a. Filsafat India
Filsafat
India menyajikan cara berpikir India oleh filsuf dan sastrawan Rabindrth Tagore
(1861-1941). Filsafat India dibagi dalam lima periode:
1. Zaman Weda (2000-600 SM). Masa in adalah bentuknya literatur
suci, rite kurban, spekulasi kurban, dan refleksi dalam Upanisad.
2. Zaman Skeptisisme (200 SM-300 M). Masa ini muncul atau
reaksi terhadap ritualisme dan spekulasi, buddhime dan jainisme, dan
kontrareformasi dalam bentuk enam sekolah ortodoks “saddharsana”
3. Zaman Puranis (300-1200 M). Masa ini muncul berdasarkan
perkembangan karya-karya mitologis, terutama berhubungan dengan Siwa dan Wisnu.
4. Zaman Muslim (1200-1757). Masa ini muncul atas prakasa
pengarang sya’ir Kabir yang mencoba mengembangkan suatu agama universal, dan
Guru Nanak (pendiri aliran Sikh) yang mencoba menyerasikan Islam dan Hinduisme.
5. Zaman Modern (setelah 1757 M). Masa ini muncul atas pengaruh
Inggris di India, yang memperlihatkan perkembangan kembali nilai-nilai klasik
India bersama pembaruan sosial.
b. Filsafat China
Stephen Tong mengungkapkan bahwa filsafat
ini mengakui keberadaan manusia sebagai roh dan semangat segala sesuatu.
Filsafat China dibagi menjadi empat periode besar, yaitu:
1. Zaman Klasik (600-200 SM). Zaman ini dikenal dengan zaman
seratus sekolah. Sekolah-sekolah terpenting paling dikenal diantaranya:
- Konfusianisme: Tao adalah “jalan
manusia”.
- Taoisme: “jalan alam-lah” yang merupakan
Tao.
- Yin-Yang: sekolah yang mementingkan
keseimbangan “surga dan bumi”.
- Moisme: yang terpenting adalah “cinta
universal”, kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama untuk
memusnahkan kejahatan.
- Ming Chia (sekolah dialektika):
menyibukkan diri dengan analisis istilah dan perkataan-perkataan.
- Fa Chia (Legalisme): sekolah hukum
2. Zaman Neo-toisme dan Buddhisme (200 SM-1000 M). Masa ii
muncul sebagai pembaruan terhadap konsep Tao bersamaan dengan lahirnya
perkembangan Buddhisme:
3. Zaman Neo-konfusianisme (1000 M-1900 M). Zaman ini
menjadikan konfusianisme menjadi ajaran filsafat terpenting, yang mana ia
mengesampingkan kepentingan dunia;
4. Zaman Modern (setelah 1900 M). Masa ini memperlihatkan tiga
tendensi: pertama, pengaruh filsafat Barat pada permulaan abad kedua puluh,
yaitu pragmatisme Kedua, reaksi untuk kembali ke tradisi-tradisi pribumi.
Ketiga, pengaruh pemikiran Marx Lenin, dan Mao Tse Tung sejak 1950.
c. Filsafat Barat
Filsafat
Barat dibedakan dalam empat periode besar, yaitu:
1. Zaman Kuno (600 SM-400 M). Masa ini diwarnai oleh filsafat
pro-sokoratis di Yunani, zaman keemasan Yunani yang diprakarsai Sokrates,
Plato, Aristoteles, dana zaman Hellenisme
2. Zaman Patriarkistik dan Skolastik (400-1500 M). Zaman ini
diwarnai pemikiran para Bapak Gereja dan puncak tokoh dalam Patriarkistik
Yunani antara lain: Clemens dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254),
Greogorius dari Nazianze (330-390), Basilius (330-379), Greogorius dari Nizza
(335-394), dan Dionysios Areopagita (kira-kira tahun 500).
3. Zaman Modern (1500-1800). Zaman ini diwarnai oleh: zaman
renainssans, zaman barok, zaman fajar budi, dan zaman romantik. Zaman
renainssans adalah zaman kelahiran kembali pada filsafat Yunani dan Romawi Kuno
yang dipelajari kaum humanis setelah berabad-abad dikubur oleh masyarakat abad
pertengahan di bawah pimpinan gereja. Zaman barok menekankan
kemungkinan-kemungkinan akal budi (ratio). Zaman fajar budi yang dalam bahasa
Jerman Aufklarung, enlightenment dalam bahasa Inggris, dan illuminismo dalam
bahasa Itali.
4. Zaman Sekarang (setelah tahun 1800). Aliran-aliran paling
berpengaruh:
a) Postivisme yang mengatakan bahwa pikiran manusia mengalami
tiga tahap: theologis, metafisis, dan posititif-ilmiah
b) Marxisme yang dikembangkan dari Karl Marx. Ajaran ini
direduksi pada keniscayaan ekonomi perkembangan masyarakat.
c) Eksistensialisme dipersiapkan pada abad ke-19 yang
diprakarsai S. Kierkegaard dkk. Dasar Eksistensialisme adalah kebebasan
manusia, kebebasan membuat hidupnya bertanggungjawab untuk keputusan mengenai
kehidupannya sendiri.
d) Fenomenologi yang metodenya berasal dari E. Husserl
mengatakan hukum-hukum logikalah yang memberi kapasitas, yang berlaku, tidak
bersifat a posteori sebagai hasil
pengalaman. Pemikirannya adalah bahwa manusia harus memperkenalkan
gejala-gejala dengan menggunakan intuisi (indera)
e) Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan ide-ide
tidak “benar”atau “salah”
f) Neo-kantianisme dan neo-tomisme. Aliran
ini adalah formulasi filsafat Kant dengan eksistensialisme dan ilmu pengetahuan
modern.
g) Berbagai filsafat aliran terkini seperti filsafat analistis
(analisis bahasa dan konsep-konsep) dan filsafat strukturalisme (menyelidiki
pola-pola dasar yang tetap dalam banyak bahasa, agama, sistem ekonomi dan
politik, dan karya sastra).
Filsafat kristen dapat menjelaskan
berbagai pandangan dimana pandangan non-kristiani tidak dapat memberikan sistem
etika yang memadai terkait benar an salah. Pandangan kristiani mengenai
kebenaran mempunyai sumber lebih unggul yaitu, Allah. Etika kristen memiliki
satu manifestasi pribadi yang lebih unggul, Yesus Kristus (Yes 41:4;Yoh 1:1).
Di lain pihak, filsafat kristen penting ada untuk menolong orang kristen dalam
berapologetika, menjawab tantangan mendasar dalam pelayanan, cara mempertemukan
dan menyinkronkan, mengharmoniskan iman dengan pengetahuan. Berapologetika
berarti mengemukakan prespektif dan memberikan jawaban jelas tentang
berbagai isu yang muncul serta menantang, diterangi Roh Kudus dan firman Tuhan
(Alkitab), karena argumentasi valid dan eksistensi Tuhan harus berhasil secara
logika.
Orang kristen tahu bahwa Allah yang
adalah sumber kebenaran, telah menyatakan kebenaran-Nya itu dalam dan melalui
sabda dan pribadi. Karena itulah rumusan falsafah orang kristen merenungi
berbagai segi kehidupan, tiad lepas dari kerangka pemikiran Alkitab. Seperti
yang dikemukakan Theodore Platinga, bahwa sebagai orang kristen kita tidak saja
dipanggil Allah untuk menjadi pendengar Firman tetapi juga pelakunya. Sebagai
pelaku Firman, tentu kita membawa prinsip hidup Alkitab itu dalam arena
pemikiran tentang filsafat hidup yang sedang kita gumuli. Karen itulah,
filsafat kristiani dapat bebas berakar dari Alkitab.
BAB 2
PANDANGAN BERBAGAI ALIRAN
FILSAFAT
MENGENAI PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan merupakan terapan
filsafat umum. Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja
filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil filsafat yaitu, hasil pemikiran
manusia tentang relitas pengetetahuan,dan nilai. Perspektif O’neil (dalm H.A.R.
Tilaar, 2009) memandang titik tolak pedagogik dari tindakan pemanusiaan. Ada
berbagai aliran dalam filsafat pendidikan yaitu:
1. Filsafat Pendidikan Purbabakala (Yunani). Maksudnya
pendidikan adalah persiapan untuk kewarganegaraan (kependudukan)
2. Filsafat pendidikan humanisme. Berpendapat bahwa pendidikan
harus terdiri dari suatau susunana mata pelajaran yang terbatasi, tetapi
yang harus dikuasai sebaik-baiknya.
3. Filsafat pendidikan idealisme. Berpendapat bahwa tujuan
akhir pendidikan adalah penyesuaian manusia terhadap Allah.
4. Filsafat pendidikan realisme. Menekankan metode-metode
audiovisual, pendidikan bersama prinsip-prinsip pendewasaan, pembagian
tingkatan, serta disiplin anak-anak.
5. Filsafat pendidikan naturalisme. Mempunyai pandangan bahwa
setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, tetapi pembawaan
tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan.
6. Filsafat pendidikan pragmatisme. Merupakan doktrin bahwa tes
akhir dari sesuatu baik bergantung pada apakah sesuatu itu bekerja dan
bermanfaat atau tidak.
7. Filsafat pendidikan materialism. Berpandanagn bahwa hakekat
realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural.
8. Filsafat pendidikan eksistensialisme. Menekankan pilihan
kreatif, subjektivitas pengalaman manusia, dan tinakana kongkrit dari
keberadaan manusia atas setia skema rasional untuk hakikat manusia atau
realitas.
9. Filsafat pendidikan progrevisme. Berpendapat bahwa aliran
pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar pada masa mendatang
10. Filsafat
pendidikan esensilalisme. Berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak
berbagai standar intelektual dan moral di anatara kaum muda.
11. Filsafat
pendidikan perenialisme. Berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan
penuh kekacauan serta membahayakan, tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat
daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.
12. Filsafat
pendidikan rekonstruksionisme. Berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia
merupakan tugas semua umat manusia.
13. Filsafat
pendidikan empirisme. Pendidikan sebagai faktor luar memegang peran sangat
penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak
akan menerima pendidikan sebagai pengalaman.
14. Filsafat
pendidikan nativisme. Berpendapat bahwa jika anak memiliki bakat jahatv dari
lahir, ia akan menjadi jahat.
15. Filsafat
pendidikan konvergensi. Berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah
memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan
dipengaruhi oleh lingkungan.
16. Filsafat
pendidikan konstruksionisme. Menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari
hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang
diterima lewat pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba,
penciuman,dan perasa.
BAB 3
FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
KRISTEN
Filsafat mempunyai obyek kenyataan salah
satu aspek kehidupan manusia yang terpenting. Filsafat pendidikan merupakan
aplikasi dalam pendidikan. Ditinjau dari subtansi atau isinya ilmu pendidikan
merupakan suatu sistem pengetahuan tentang endidikan yang diperoleh melalui
riset dan disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan. Dalam arti sempit,
pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak
didik yang diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan sempurna dan
kesadaran penuh terhadap berbagai hubungan dan tugas sosial mereka atau
pendidikan memerhatikan keterbatasan dalam waktu, tempat, bentuk kegiatan dan
tujuan dalam proses berlangsungnya pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat
karena masalah-masalah pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah yang
lebih luas, dalam serta kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman dan fakta
pendidikan, dan tidak memungkinkan dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang
guru, baik sebagai pribadi mapun pelaksanan pendidkan, perlu mengetahui
filsafat pendidikan. Seorang guru, perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap
filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubunag langsung
dengan tujuan hidup dan kehidupan individu dan masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikan. Tujuan pendidikan perlu perlu dipahami. Dalam hubungannya dengan
tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunayi tujuan hidupnya dan guru sebagai
warga masyarakat mempunayi tujuan bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan
pedoman kepada para pendidik atau guru. Hal tersebut akan mewarnai sikap
perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu,
pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba
atau mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan maslaha-maslah pendidikan.
Sidi
Gazalba (1974) menyebutkan cirri filsafat adalah
1. Filsafat berciri radikal karena hal yang dibicarakan
diupayakan tuntas ke akar permasalahan sampai kepada hakikatnya.
2. Filsafat berciri sistematis , artinya berpikir secara logis
selangkah demi selangkah dan menunjukan hubungan utuh dan saling berkaitan satu
sama lain.
3. Filsafat berciri universal, artinya filsafat memandang
persoalan secara umum, menyeluruh, dan tidak terikat ruang dan waktu.
Robert W. Pazmino mendefinisikan
pendidikan Kristen sebagai usaha sengaja dan sistematis, ditopang oleh upaya
rohanai bdan manusiawi untuk mentrasnsmisikan pengetahuan, nilai. Sikap,
keterampilan, dan tingkah laku yang mengupayakan perubahan, pembaruan, dan
reformasi pribadi-pribadi, kelompok bahkan struktur oleh kuasa Roh Kudus
sehingga peserta didik hidup sesuai kehendak Allah sebagaimana dinyatakan
Alkitab, terutama dalam Yesus Kristus.
BAB
4
FILSAFAT
KRISTEN MENGENAI METODE PENDIDIKAN
Metode adalah sarana untuk mecapai
tujuan. Tujuan pendidikan Kristen adalah karakter yang menyamai Kristus. Ada
dua pendekatana untuk pendidikan Kristen mencapai tujuan yaitu pendekatan
metode ethical (etika) dan metode intelektual. metode ethical menuntut disiplin
moral untuk mencapai tujuan dan metode intelektual menuntut pengetahuan
kebenaran injil untuk mencapai tujuan. Pada umumnya, pendidik memakai
pendekatan metode intelektual. Tujuan metodologi Kristen adalahnmengarahkan
pelajaran pada realisasi dan pengalaman karakter yang menyamai Kristus dan
penyataan Allah. Maksud pendidikan Kristen adalah melihat Allah terungkap dalam
kehidupan orang percaya.
Pandangan Kristen mengenai metode
didasarkan atas interprestasi supernatural. Segala metode harus berpusat pada
Allah, Pencipta dan sumber segala kebenaran. Penyataan Allah adalah benar, baik
itu melalui penyataan umum (alam) maupun khusus (Alkitab). Allah secara
langsung dihubungkan dengan mata kuliah karena melaluinya, Allah diungkapkan.
Pelajar harus mengungkapkan Allah dalam hidup, pengalaman, dan tingkah lakunya.
Inspirasi dan petunjukan dalam penggunaan
metode dalam pendidikan Kristen etelah diberikan Yesus Kristus. Tuhan Yesus
menggunakan, metode objektif, analytical-synthetic, induktif-deduktif, saran,
Socratic dan disiplin. Metode-metode lain yang sekarang dipergunakan diberbagai
sekolah Kristen adalah: menghafal, mengulangi, diskusi, ceramah/kuliah, proyek,
drama, menceritakan, dan audiovisual.
II. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU
a. Kelemahan
-
Dari segi penempatan poin-poin kecil maupun poin-poin besar tidak teratur
-
Kertas yang digunakan untuk menulis kurang bagus
-
Daftar isinya kurang lengkap
b.
Kelebihan
- Sampul dari buku ini bagus dan menarik banyak orang untuk membelinya
- Dari segi isinya dari buku ini terutama bahasa-bahasa sederhana dan dapat
dimengerti oleh pembaca.
III. Hal-Hal Yang Menarik
1. Filsafat
bermanfaat dalam kehidupan karena:
a. Sebagai dasar dalam bertindak
b. Dasar dalam mengambil keputusan
c. Mengurangi salah paham
d. Bersiap menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2. Metode-metode
dapat digunakan disekolah-sekolah Kristen, seperti menghafal, mengulangi,
diskusi, ceramah/ kuliah, drama, dan menceritakan.
3. Ada
hubungan kuat antara perilaku guru dengan keyakinannya, diantaranya:
a. Keyakinan mengenai pengajaran dan
pembelajaran. Sebagai guru memandang pengajaran sebagai sains, aktivitas
kompleks. Sedangkan sebagai pembelajaran guru menekankan pengalaman kognisi
siswa, dan yang lainnya menekankan perilaku siswa.
b. Keyakinan mengenai siswa akan berpengaruh besar pada cara
guru mengajar. Seperti keyakinan guru terhadap siswa didasari pada pengalaman
kehidupan unik guru.
c. Keyakinan mengenai pengetahuan. Dengan
filsafat pendidikan, guru dapat memandang pengetahuan secara menyeluruh, tidak
dalam potongan-potongan kecil subjek atau fakta terpisah.
d. Keyakinan mengenai hal yang perlu diketahui. Guru
menginginkan para siswanya belajar sebagai hasil dari usaha mereka, di mana hal
ini berhubungan dalam keyakinan yang harus diajarkan kepada siswa.
IV. Aplikasi Tiga Atau Empat Hal atau Yang
Menarik Dalam Pelayanan
Dalam pelayanan hal-hal yang perlu
diaplikasikan bagaimana supaya metode-medote itu dapat kita lakukan dengan baik
kepada anak-anak sekolah minggu maupun pemuda dan remaja. Agar supaya kita
memiliki keyakinan yang kokoh kita harus mendahulukan Tuhan dari segala pikiran
atau pengetahuan manusia.